Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Senandung Hujan, Intrik Kantor, dan Menolak Poligami

18 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 18 Januari 2019   06:03 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Iya. Kantor kita jadi banyak intrik sejak Jadd Hamid kembali aktif. Pengaruhnya kuat sekali."

"Lalu apa yang ingin kaulakukan, Nak?"

"Resign."

Mendengar itu, Abi Assegaf tertegun. Dalam hati ia menanyai Allah. Mengapa Allah memberinya sosok ayah penebar luka? Belum cukup melukai Abi Assegaf, Jadd Hamid melukai Adica. Sampai-sampai niat untuk resign terangkat ke permukaan.

"Pikirkan baik-baik, Adica. Resign itu keputusan besar. Jangan mundur hanya karena intrik kantor."

"Sepertinya aku tidak diinginkan lagi di sana."

"Siapa bilang? Ingat pendengarmu. Abi, Ummi, dan Syifa membutuhkanmu di Refrain."

Benar juga. Resign sama saja lari dari masalah. Jadd Hamid justru akan memekikkan kemenangan bila cucu angkatnya mengundurkan diri. Mengundurkan diri berarti mengibarkan bendera kekalahan.

**    

Senja dan malam berciuman. Lewat petang hari, malam menggantikan tugasnya menjaga langit. Dalam pekatnya malam, Abi Assegaf memasuki gerbang pemakaman.

Berkunjung ke kuburan malam-malam bukan hal menakutkan baginya. Ia telah sering melakukannya sejak masih muda. Tiap kali berziarah, hanya satu makam yang didatanginya: nisan cantik terbuat dari marmer bertuliskan Tamara Shihab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun