Sosoknya yang tinggi besar, pembawaan tegasnya, cara bicaranya yang penuh semangat, dan gaya siarannya yang menggebu-gebu sangat cocok dalam bidang olahraga. Ia kritis. Pengamat isu-isu olahraga yang cerdas.
Bila disandingkan dengan Abi Assegaf, jelas Adi Renaldi sangat kontras. Abi Assegaf lembut dan berwibawa, Adi Renaldi tegas dan penuh semangat. Abi Assegaf kalem dan sabar, Adi Renaldi ekstrovert dan periang. Namun percayalah, mereka berteman dekat di atas segala perbedaan.
"Assegaf!"
Adi Renaldi berlari ke arahnya, memberi pelukan persahabatan. Dua lelaki yang nyaris sama tinggi itu berpelukan. Tak peduli tatapan aneh para pengunjung restoran hotel.
"Kamu sudah jauh berubah..." ucapnya, menepuk-nepuk punggung Abi Assegaf.
Cuti panjang yang diambilnya membuat ia sedikit kurang update. Adi Renaldi mendapat project prospektif di luar negeri. Syukurlah Refrain Radio memberinya toleransi. Kini ia sudah kembali.
"Dalam hidup pasti ada perubahan, Renaldi." balas Abi Assegaf.
Adi Renaldi tersenyum samar. "Tapi kamu tetap lembut, tetap hangat, tetap saleh."
"Soal saleh, aku tidak bisa menilai."
Tangan kekar Adi Renaldi memapah Abi Assegaf ke meja no 21. Ia tahu, Abi Assegaf butuh bantuan. Mulai sekarang, dia akan berusaha selalu ada.
"Aku menyesal tidak menghadiri pemakaman Deddy." ungkap Adi Renaldi.