Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Balada Profesionalitas Siaran

5 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 5 Desember 2018   05:56 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ingin rasanya Adica memberi reward untuk diri sendiri. Ok fine, dirinya telah mampu menguasai diri. Tetap tenang di tengah serbuan kepanikan. Sulit, sulit sekali menguasai diri dalam situasi begini.

Wajah Abi Assegaf terus berkelebatan di pikirannya. Bagaimana kondisi pria itu sekarang? Mengapa Arlita tak mengabarinya lagi?

**     

"Ini untukmu."

Sasmita mengulurkan kotak putih berisi pasta panggang. Adica menerimanya dengan ragu.

"Terima kasih. Dari siapa, Pak Sasmita? Pendengar kita, ya?"

Sasmita menggeleng. "Dari Pak Effendi."

Wajah tampannya berubah keruh. Adica meletakkan kotak pasta begitu saja. Enggan sekali menyentuhnya.

"Kenapa?" selidik Sasmita keheranan.

"Saya tak mau memakannya. Untuk Pak Sasmita saja. Atau untuk cleaning service." kata Adica datar.

Alis Sasmita terangkat. "Tapi...Pak Effendi sendiri yang mengantarkannya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun