"Deddy, apa kau rindu istrimu?" tanya Abi Assegaf.
Nyaris saja Deddy tersedak kopinya. Tentu saja. Abi Assegaf menanyakan pertanyaan yang sudah jelas.
"Maaf...aku tidak bermaksud..."
"Sudahlah. Aku hanya berharap bisa dipertemukan lagi dengan istriku di surga. Walaupun harapannya kecil, karena iman kami berbeda."
Istri Deddy meninggal dalam keadaan memeluk agama lamanya. Namun, kehidupan akhirat siapa yang tahu?
"Jangan sedih. Mintalah pada Allah. Allah akan mendengar permintaanmu." hibur Abi Assegaf lembut.
"Stop. Enough for me."
Lagi-lagi Deddy mengingatkan Abi Assegaf untuk tetap fokus dengan penyakitnya. Bahkan ia menyalahkan Abi Assegaf yang nekat siaran.
Malam berlalu lambat. Dini hari menuju pagi. Terpaksa Deddy mengakhiri video call di saat dirinya harus berangkat ke airport. Meski berat, meski ia tahu sahabat lamanya itu masih memerlukan dirinya.
"Nanti kalau urusanku di sana sudah selesai, aku langsung ke rumahmu. Aku pasti ada waktu untukmu." janji Deddy.
"Aku tunggu, Deddy. Kau juga punya tanggung jawab membawakan Kuliah Subuh menggantikanku."