Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Pria Penyayang itu Butuh Teduhnya Wanita

2 November 2018   06:00 Diperbarui: 2 November 2018   06:01 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adica dan Syifa, nama putra-putrinya menghentak kesadaran. Ia tidak boleh rapuh. Ia harus kuat.

"Kamu benar, Arlita. Aku masih dibutuhkan..."

Abi Assegaf terbatuk di sela kalimatnya. Arlita sigap meraih gelas. Menuangkan air putih, lembut meminumkannya pada mantan suaminya.

Di luar sana, empat pasang mata lekat menatapi mereka berdua. Baru kali ini mereka melihat sosok setangguh Abi Assegaf jatuh dalam kerapuhan. Pria penyayang itu masih butuh wanita yang mencintainya. Arlita satu-satunya wanita yang dibutuhkan Abi Assegaf.

"Aku akan senang kalau Abi dan Ummi rujuk lagi." ungkap Syifa.

"Let it flow, Syifa." Silvi berkata lembut.

**    

Sepasang pria dan wanita orientalis itu menangis sambil berpelukan. Lembaran kertas hasil test DNA bergetar. Akhirnya, secercah cahaya terang itu hadir.

Desis AC di kamar utama itu meningkahi suara tangis mereka. Sedih, haru, bercampur sesal merasuki hati. Mengapa baru sekarang? Mengapa tidak bertahun-tahun lalu? Demi Allah, anak yang terbuang itu teramat dekat dengan mereka.

Lama Tuan Effendi dan Nyonya Rose tenggelam dalam kenangan. Teringat peristiwa bertahun-tahun lalu. Anak kedua yang tersia-sia, anak yang lahir di tengah tekanan dan guncangan. Anak yang kini telah mereka temukan.

Nyonya Rose tak henti mendesak suaminya cepat ke rumah sakit. Mereka ingin menemui anak itu, kalau perlu membawanya ke rumah sekarang juga. Tentunya tak mudah. Anak itu telah diproteksi sedemikian kuat oleh pebisnis yang menyayanginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun