"Biar saya saja...dia teman saya." kata Adica mengambil alih.
Sedetik kemudian ia tersadar. Dirinya belum cukup kuat menyetir mobil dan membawa Revan sendirian ke rumah sakit. Apa boleh buat? Diteleponnya Abi Assegaf. Beruntung saat itu Abi Assegaf telah selesai siaran.
Abi Assegaf mengambil mobil lima menit berselang. Saat turun dari mobil, wajah pria tampan itu memias. Ia sedikit terhuyung, mencengkeram tepi mobilnya.
"Kenapa, Abi?" tanya Adica cemas, menahan lembut tubuh Abinya.
Tak ada jawaban. Abi Assegaf sesak nafas. Seluruh oksigen seakan dicuri dari paru-parunya. Ah, andai saja Adica tahu. Ayah keduanya ini punya riwayat sindrom pascatrauma. Zaki Assegaf yang dikenal penyabar, bijak, friendly, humble, baik hati, dan tangguh ternyata trauma melihat korban kecelakaan. Lihatlah itu, sosok tegar dan tangguh pun terkalahkan penyakit.
"Astaghfirullah al-azhim...Abi!" Adica berseru tertahan saat Abinya jatuh pingsan.
Orang bilang, kekuatan hadir di saat terdesak. Adica telah membuktikan itu. Mengabaikan kondisi tubuhnya sendiri, ia nekat menyetir mobil. Dibawanya dua pria tampan tak berdaya itu ke rumah sakit.
** Â Â
Calvin dan Silvi duduk di kanan-kiri Adica. Terlihat malaikat tampan bermata sipit itu menggenggam tangan Adica. Sepotong tangan rapuh dan dingin.
"Kamu luar biasa, Adica." puji Calvin setulus hati.
Pujian itu disambut gelengan kepala. Diusapnya wajah dengan frustrasi. Jujur, Adica masih shock gegara dua peristiwa mengagetkan di depan matanya.