Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Pria Penyayang itu Butuh Teduhnya Wanita

2 November 2018   06:00 Diperbarui: 2 November 2018   06:01 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati Adica menghangat. Sepotong hati yang tak pernah merasakan hangatnya kasih seorang ibu. Michael Wirawan membesarkan Adica tanpa istri. Praktis Adica tak pernah kenal sosok ibu dalam hidupnya.

Arlita melangkah pelan ke ruang rawat. Adica, Syifa, Calvin, dan Silvi lekat memperhatikan. Nampak Arlita begitu ragu. Namun, begitu menginjakkan kaki ke dalam ruangan, kerak-kerak es di dinding hatinya luruh.

Abi Assegaf terbaring lemah di ranjang. Selang infus terpasang di tangan kiri, selang oksigen di hidungnya. Saturasi oksigen di tubuhnya rendah sekali.

"Assegaf..." Arlita berbisik, matanya berkaca-kaca.

Sedih sekali melihat sosok pria tangguh, pria tegar berjiwa pemimpin, pria yang mampu memimpin ratusan karyawan Assegaf Group, kini jatuh dan kalah oleh penyakit lama. Setiap manusia sama. Apa pun sifatnya, setangguh apa pun dirinya, tetap saja ia takkan berdaya di kala sakit.

"Assegaf, aku di sini..."

Tangan Arlita menyentuh tangan Abi Assegaf yang terbalut selang infus. Abi Assegaf mengerang, lalu membuka mata.

"Sudah tidak ada..." Suaranya begitu lemah, tak lebih dari bisikan.

Arlita mengangguk. "Iya, Assegaf. Tak ada lagi yang kamu takutkan...semuanya baik-baik saja."

Abi Assegaf menghela nafas. Dadanya masih terasa sesak. Belaian hangat Arlita sedikit menguatkannya. Di saat begini, Abi Assegaf terlihat sangat rapuh.

"Tenanglah. Atur pikiranmu. Adica dan Syifa butuh kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun