Kumohon jangan kaulepaskan aku (Juicy Luicy-Terlalu Tinggi).
Paham kode yang disampaikan Adica lewat lagu, wajah perawat junior itu bersemu. Langkahnya makin mundur. Gelisah ia memainkan ujung lipatan seragam putihnya.
"Sorry, saya tidak bermaksud menyindirmu. Hanya mengingatkan." Adica tersenyum menawan.
The power of smile. Suster itu melting juga. Namun, langsung jiper begitu dihadiahi tatapan maut Syifa.
"He's mine." desis Syifa tajam.
Mine? Adica terpaku. Tak salahkah itu? Ah, Asyifa Assegaf yang cantik, jujur, tulus, dan berani. Siapa lelaki normal yang tak suka padanya?
Melihat adegan itu, Calvin tersenyum simpul. Ia salut pada Adica yang begitu atraktif menghibur suster junior dengan biolanya. Ia pun menyukai cara elegan Syifa yang menegaskan statusnya.
Tuan Effendi menggeleng-gelengkan kepalanya. Kids zaman now memang absurd.
"Puas ya, kamu ngerjain suster tadi itu." komentar Calvin.
"Nggak juga. Cuma mau hibur dia, abisnya dia kayaknya pengen banget modus sama kamu." Adica berkelit, menjauhkan biolanya dari jangkauan tangan Calvin.
Syifa menimpali. "Untung ada aku. Kalo nggak, kamu jadi targetnya juga, Adica."