Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Tulang Rusuk Malaikat] Lonceng Gereja, Air Mata, dan Cerita Duka

19 Oktober 2018   06:00 Diperbarui: 19 Oktober 2018   06:10 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Tuhan kita cuma satu

Kita yang berbeda

Hingga tak mungkin menyatu

Cinta yang terluka

Kuterima semua ini sebagai rahasia

Biar kusimpan selamanya

Kau di hatiku...

Piano Calvin berdenting lembut. Biola Adica mengalun pedih. Suara barithon Revan berpadu indah dengan suara sopran Silvi. Abi Assegaf berdiri terpaku, terhipnotis lagu yang mereka bawakan. Air mata Syifa tumpah.

Pekat malam jangan membuat resah

Hadapilah ini sebagai pelajaran hidup

Kauputuskan pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun