Mereka melewati kebun teh, beberapa cafe, dan pabrik susu. Tak lama, mobil berhenti di depan dua bangunan putih: sebuah villa mewah berkamar tiga dan sebentuk gereja kecil. Demi melihat dua bangunan putih itu, Syifa terbelalak kaget.
"Abi, ini kan rumah Oma..." desis Syifa.
Wajah Syifa berubah sendu. Refleks ia merapatkan tubuh pada Adica. Dengan lembut, Adica memeluknya. Menenangkan Syifa tanpa kata.
Ketika Syifa tak juga tenang, Adica memainkan biolanya. Calvin cepat tanggap. Ia keluarkan piano digital, piano mahal dengan sampling suara dari grand piano. Tanpa rencana, Adica dan Calvin memainkan instrumen musik mereka.
Tak pernah kubayangkan secepat ini
Aku takutkan pernah terjadi adanya
Perbedaan mengalahkan rasa
Dan kita menyerah kalah akan keadaan
Kauputuskan pergi
Melepaskan kita