Sejak Calvin pertama kali divonis mengidap Kidney cancer, ketujuh sahabat berlatih merawat dan menjaganya. Alhasil mereka terlatih untuk sabar dan mahir merawat orang sakit. Mereka bertujuh terbiasa memandikan, menyuapi, membantu memberikan obat, dan memenuhi keperluan pribadi orang sakit. Bahkan, mereka pun menyimpan kursi roda dan beberapa peralatan lainnya. Bertahun-tahun mereka terbiasa merawat dan mengasihi orang-orang yang istimewa karena penyakit.
** Â Â
Kain washlap itu diperasnya. Lalu dicelupkan lagi ke baskom berisi air hangat. Dengan lembut, Julia menyeka tubuh Calvin. Membersihkan tubuhnya. Merapikan rambutnya.
"Nah, selesai..." kata Julia, meletakkan baskom yang telah kosong.
Sekilas Calvin melirik Julia. Manik matanya menangkap kesigapan berpadu kelembutan. Kebaikan hati Julia, cara Julia merawatnya selama seminggu terakhir, dipastikan membuat hati pria mana pun meleleh.
Dua menit kemudian, Julia kembali ke sisi ranjang. Di tangannya terdapat nampan berisi semangkuk bubur, segelas air putih, dan beberapa butir obat. Ia menyuapi Calvin dengan sabar. Tapi, Calvin hanya menelan beberapa suapan.
"Kenapa?" tanya Julia, tetap lembut.
"Sudah cukup, Julia." Calvin menepis pelan sendok di tangan wanita itu.
Julia mendesah. "Kamu tidak mau sembuh?"
"Bukan begitu..."
Itulah gunanya kesabaran. Kini Julia menggunakan kuota kesabarannya untuk membujuk Calvin. Ada saat-saat tertentu ketika merawat orang sakit menjadi ujian sabar. Julia dan keenam sahabat terbiasa melewatinya dengan baik.