Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Pemilik Wajah Rupawan Mencintai Indonesia

17 Agustus 2018   05:58 Diperbarui: 17 Agustus 2018   06:30 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku lahir di Indonesia. Aku pun ingin meninggal di sini." ujar Calvin.

"Tidak bisakah kau berhenti mengucap kata itu?"

"Bagaimana kalau kenyataannya memang begitu?"

Setelah mengatakan itu, Calvin mengecup singkat kening Silvi. Ia melingkarkan lengan, memeluk wanita yang begitu cantik dalam balutan gaun mahalnya. Pria tampan dengan jas Versace. Wanita cantik mengenakan gaun Dolce and Gabbana. Serasi sekali.

"Baik, aku mengerti jalan pikiranmu. Kita selibat. Mencintai tidak harus berakhir dalam pernikahan. Bila kau pergi, aku pun akan tetap selibat."

"Terima kasih, Silvi."

"Sama-sama, malaikat tampan bermata sipitku."

Wajah-wajah rupawan menyeruak dari balik vitrage. Entah harus tersenyum, entah harus menangis. Satu hal yang pasti: pemilik wajah-wajah rupawan itu saling mencintai. Dan mereka sangat mencintai Indonesia, walau di dalam darah mereka terkandung darah campuran. Darah yang membuat paras mereka lebih rupawan dari kebanyakan orang Indonesia lainnya. Darah yang membuat kulit mereka lebih putih, dan beberapa di antara mereka memiliki warna mata berbeda. Bukankah kulit putih lebih rupawan? Bukankah yang rupawan justru sangat mencintai negara ini?

"Silvi, besok pagi temani aku ke San Diego Hills." pinta Calvin lembut, satu tangannya membelai rambut Silvi.

"Untuk apa kau ke sana, Calvin?"

Pertanyaan Silvi tak terjawab. Tubuh Calvin limbung, nyaris jatuh. Darah segar mengalir dari hidungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun