Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Melodi Silvi 2] Saya Muslim Kulit Putih, Maukah Memeluk Saya?

17 Juli 2018   05:42 Diperbarui: 17 Juli 2018   06:25 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Revan mencegahnya. Sebagai gantinya, pria Minahasa-Turki-Portugis itulah yang berlari menolong si anak lelaki.

"Kamu tidak apa-apa, Sayang?" Revan bertanya lembut, berlutut di depan anak itu.

Anak laki-laki berkepala botak itu terisak. Revan mengusap lembut kepalanya yang berdarah, lalu membebat lukanya. Calvin merasa semakin sedih dan tak berguna. Ia hanya bisa menyaksikan dari atas kursi rodanya, tak bisa ikut menolong anak itu.

Pelan-pelan didekatkannya kursi roda ke samping Revan dan anak malang yang kini berada di pangkuannya. Satu-dua kali masih terdengar anak itu terisak kesakitan. Bersama Revan, Calvin ikut menenangkan.

"Wilfran?"

Pintu sal kelas 3 membuka lebar. Seorang pria berkulit coklat dan berwajah persegi tergesa berjalan keluar. Raut wajahnya cemas dan tertekan.

**     

Why don't we share the same love?

Tell me why not

Life is shorter than most had thought

Hold my hand

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun