"Benar ya. Harga membawa rupa."
Teman-teman lainnya tak segan melempar pujian. Kepuasan merayapi hati Calvin. Terlalu banyak makanan enak di rumah. Sayang sekali bila hanya dinikmati sendiri.
Di luar dugaan, Syifa beranjak bangkit. "Aku mau balik ke fakultas."
"Ngapain? Kan kuliah pertama dibatalkan," kata Adica keheranan.
"Mau beli pizza, trus aku bagikan ke teman-teman sekelas. Kakak mau ikut?"
Peluang bagus. Berbuat kebaikan di pagi hari. Adica bergegas mengikuti Syifa. Terinspirasi kebaikan Calvin.
** Â Â Â
"What? Calvin bagi-bagi sesuatu ke kalian aja segitu senangnya..." Seorang pemuda berkacamata dan berambut keriting tertawa meremehkan.
"Lamsyihar...stop kenapa sih? Memangnya Calvin salah apa sama kamu? Calvin dan kedua adiknya jauh lebih baik dari kamu!" balas Aurelia, Hanna, dan Septian kesal.
Untungnya mereka duduk di barisan paling belakang. Dosen yang terlalu sibuk memberikan materi tak begitu memperhatikan tingkah mahasiswanya.
"Terserah. Tapi, hati-hati saja. Calvin baru-baru ini dapat award sebagai model pria dengan dagu terindah dari majalah fashion yang cukup ngetop. Dia juga terpilih jadi finalis duta budaya Tionghoa. Bisa-bisa dia punya tujuan tertentu. Minta vote misalnya." bisik pemuda itu tanpa perasaan.