Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Jangan Minta Jatuh Cinta

14 Maret 2018   18:09 Diperbarui: 14 Maret 2018   18:13 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Benar ya. Harga membawa rupa."

Teman-teman lainnya tak segan melempar pujian. Kepuasan merayapi hati Calvin. Terlalu banyak makanan enak di rumah. Sayang sekali bila hanya dinikmati sendiri.

Di luar dugaan, Syifa beranjak bangkit. "Aku mau balik ke fakultas."

"Ngapain? Kan kuliah pertama dibatalkan," kata Adica keheranan.

"Mau beli pizza, trus aku bagikan ke teman-teman sekelas. Kakak mau ikut?"

Peluang bagus. Berbuat kebaikan di pagi hari. Adica bergegas mengikuti Syifa. Terinspirasi kebaikan Calvin.

**     

"What? Calvin bagi-bagi sesuatu ke kalian aja segitu senangnya..." Seorang pemuda berkacamata dan berambut keriting tertawa meremehkan.

"Lamsyihar...stop kenapa sih? Memangnya Calvin salah apa sama kamu? Calvin dan kedua adiknya jauh lebih baik dari kamu!" balas Aurelia, Hanna, dan Septian kesal.

Untungnya mereka duduk di barisan paling belakang. Dosen yang terlalu sibuk memberikan materi tak begitu memperhatikan tingkah mahasiswanya.

"Terserah. Tapi, hati-hati saja. Calvin baru-baru ini dapat award sebagai model pria dengan dagu terindah dari majalah fashion yang cukup ngetop. Dia juga terpilih jadi finalis duta budaya Tionghoa. Bisa-bisa dia punya tujuan tertentu. Minta vote misalnya." bisik pemuda itu tanpa perasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun