Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semesta Wanita-wanita yang Terluka

20 Januari 2018   05:52 Diperbarui: 20 Januari 2018   07:53 1809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan Calvin bersahabat sejak kecil. Suka-duka kami lalui bersama. Calvin sudah seperti kakak bagiku. Seiring berjalannya waktu, aku tersadar bila aku jatuh cinta padanya. Kuberikan sebagian hati dan cintaku padanya.

Baik aku maupun Calvin sama-sama pernah patah hati. Calvin pernah gagal menikah dengan cinta pertamanya, aku gagal bertunangan dengan seorang rohaniawan Katolik. Berawal dari kepedihan yang sama, hati kami jatuh dan mencinta. Kami saling mencintai dan memahami.

Saling cinta, kami memutuskan menikah. Tak terlukiskan betapa bahagianya aku saat itu. Akhirnya, sebentar lagi, aku akan menikah dengan pria yang kucintai.

Ironis. Sungguh ironis. Menjelang pernikahan, rumor berhembus tajam tentang Ccalvin. Menurut desas-desus yang beredar, Calvin berselingkuh dengan seorang penyanyi dan pianis cantik bernama Rossie. Benarkah itu? Sesuatu runtuh perlahan. Kucoba mencari kebenaran.

"Calvin, benarkah kabar itu?" tanyaku lirih.

Calvin memegang erat tanganku. Mengecupnya, menatap mataku dalam-dalam, lalu berkata.

"Unfortunately...itu benar, Julia."

Hatiku hancur. Aku sungguh kecewa dengannya. Calvin, Calvin Wan yang rupawan, religius, dan berhati lembut. Bermain di belakang dengan lain orang. Tepat sebelum hari pernikahan kami.

Teganya Calvin mendua. Apa kurangnya aku? Hatiku menjerit tak rela. Calvin Wan, nama itu terlanjur melekat kuat di hatiku.

Kutenggelamkan diri dalam kesibukan pemotretan, fashion show, dan mengelola toko bunga. Aku berusaha keras melupakan Calvin. Ya Allah, sulit sekali. Tiap malam, aku selalu terkenang Calvin. Kebaikannya, kelembutannya, kereligiusannya. Lalu, tetiba saja Calvin menyakitiku.

**      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun