"Calvin, akankah kau melupakanku?" isak Silvi.
Kerutan muncul di kening pria itu. "Melupakanmu? Karena...?"
"Karena kamu akan menikah dengan perempuan lain."
"Astaghfirullah...Silvi, belum tentu aku akan menikah. Belum tentu juga aku akan melupakanmu."
"Pria sepertimu...pasti banyak disukai wanita. Kamu tinggal menjatuhkan pilihan, menikah, hidup bahagia dan kaya-raya. Lalu setelah itu, kamu akan melupakanku."
"Siapa yang mau menikah denganku, Silvi? Tidak ada. Begitu tahu keadaanku, mereka takkan mau. Sudahlah, tidak usah berpikiran ke arah itu. Cobalah menikmati hidup. Jangan terlalu banyak khawatir."
Dengan sabar, ditenangkannya hati Silvi. Tak sekalipun ia marah, kesal, atau jemu. Tangan Calvin menggenggam erat tangan Silvi. Cukup sulit meyakinkan gadis pecinta Harry Pottter, Glee, dan Kermit itu. Selalu saja Silvi mengira Calvin akan melupakannya perlahan-lahan, atau motivasi Calvin mendekatinya karena rasa kasihan. Apa motivasi Calvin, hanya Allah dan dia sendiri yang tahu. Silvi sama sekali tak tahu.
"Agar hatimu tenang, ayo kita Tahajud." ajak Calvin tanpa ragu.
Silvi menurut. Setelah mengambil wudhu, keduanya menunaikan Tahajud. Mengabsen diri mereka, menengadahkan tangan dan hati pada Yang Kuasa. Memohon ketenangan hati dan kebahagiaan.
Calvin yang religius, tak segan shalat Tahajud bersama Silvi. Menjadi Imam yang sangat baik. Bersama sosok yang dicintai, Silvi menjalankan ibadah sunnah yang sangat positif ini. Senangnya beribadah bersama sosok yang dicinta. Manisnya dua kali lipat. Ibadah tak lagi dianggap sebagai kewajiban semata, melainkan sebagai kenikmatan.
** Â Â Â