Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Bercerai Bukan Jalan Terbaik

9 Januari 2018   07:04 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:29 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak! Aku tidak mau!"

Silvi berteriak, melepaskan tangan Calvin. Ini sungguh tidak adil. Baru sebentar mereka berbahagia, baru sejenak mereka merasakan kebersamaan itu, tetiba saja harus terenggut dengan satu kata paling menyakitkan: perceraian.

"Mengertilah, Silvi. Aku ingin bercerai bukan karena tak mencintaimu lagi. Justru aku sangat mencintaimu. Ini demi kebaikanmu sendiri." ujar Calvin lembut.

"Itu bukan demi kebaikanmu! Calvin, dengarkan aku! Bercerai sama saja melanggar janji setia pada Tuhan!" hardik Silvi, sedih dan marah.

"Silvi, untuk pria sepertiku, dengan kondisiku sekarang ini, sudah tak ada lagi harapan. Waktu yang kumiliki tidak banyak lagi. Aku..."

"Kamu masih punya harapan! Dan aku masih berharap kamu milikku! Kamu untukku!"

Air mata Silvi berjatuhan. Calvin tertunduk. Ia tak bisa melihat wanita yang dicintainya menangis. Silvi menangis, ini semua karena dirinya.

"Calvin..." Silvi berucap di tengah tangisnya.

"Apakah bercerai jalan terbaik?"

Entahlah. Sesungguhnya, ini bukan jalan terbaik. Apa yang dipersatukan Tuhan, tak seharusnya dipisahkan oleh manusia. Bblogger dan peragawan super tampan yang tegar itu hancur juga. Calvin menangis, hidungnya berdarah. Air mata mengalir bersamaan dengan darah segar.

Cinta mereka tengah diuji. Bukan hanya ujian penyakit mematikan di salah satu pihak, melainkan ujian yang mengarah pada perceraian. Perceraian, jalan terakhir. Jalan paling buruk. Jalan paling menyedihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun