Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Bercerai Bukan Jalan Terbaik

9 Januari 2018   07:04 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:29 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lama mereka menikmatinya, kedamaian itu terusik oleh penanda notifikasi di ponsel pintar milik Calvin. Silvi mendesah tak kentara. Sejak tadi siang ia menonaktifkan gadgetnya. Begitulah yang ia lakukan tiap kali berada di samping orang-orang yang dicintainya. Seluruh waktu dan perhatiannya terfokus untuk mereka, bukan pada gawai.

Sesaat membaca pesan Whatsapp itu, wajah Calvin berubah suram. Dengan cepat ia mengetikkan balasannya, sungguh tak menyangka apa yang telah terjadi.

"Hei...what's the matter with you?"

"Difforce."

Satu kata terucap lirih. Calvin tak tega mengatakannya, tapi ia harus katakan. Silvi mengerutkan kening.

"Apa?"

Gundah, Calvin meletakkan kembali handphone-nya. Lalu dielusnya rambut panjang Silvi.

"Temanku bercerai dengan istrinya, Silvi."

"Innalillahi...kenapa?"

"Perbedaan agama. Sebenarnya, pernikahan mereka tidak mendapat restu keluarga wanita. Sebab temanku itu tak mau memeluk Islam. Ia berkeras tetap pada agama lamanya. So, mereka terpaksa menikah di Singapura. Temanku tetap memeluk Kong Hu Cu, istrinya juga tetap memeluk Islam. Sampai akhirnya, mereka punya anak. Mereka bingung harus mendidik anaknya dengan agama apa. Ah ini sulit, sangat sulit. Perceraian adalah jalan terbaik bagi mereka."

Silvi menutup wajah. Kaget dengan berita perceraian ini. Perceraian adalah sesuatu yang dibenci Tuhan. Agama mana pun tidak menyukai perceraian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun