"Have a nice flight, Honey."
Dari sudut mata, Calvin mengerling Silvi. Membaca sekilas pesan yang diketikkan istrinya untuk sang putri semata wayang.
Alphard silver itu melunccur mantap menyusuri ruas jalan tol. Calvin mengemudikan mobilnya dengan santai, namun tetap hati-hati. Ia tak mungkin ngebut jika membawa Silvi bersamanya. Walau sudah mengirimkan pesan cinta pada Syahrena, ekspresi gelisah belum lenyap juga dari wajah Silvi. Wanita blasteran Sunda-Inggris itu kini gantian melirik suami super tampannya dengan resah.
"Kenapa lagi, Silvi? Hm?" tanya Calvin, sekilas jemari lentiknya memegang halus jemari tangan sang istri.
"Kenapa kita tidak pakai supir saja? Kamu menyetir ke luar kota...berbahaya sekali." desah Silvi.
Bukannya menjawab, Calvin malah menyenandungkan sebuah lagu.
"Aku...ingin berdua denganmu...tapi aku hanya melihat keresahanmu."
"Itu kan lagunya Payung Teduh. Jawab pertanyaanku, Calvin Sayang."
"Iya, itu jawabanku. Aku hanya ingin berdua denganmu."
Refleks Silvi menyandarkan kepalanya di pundak Calvin. Memejamkan mata, menikmati detik-detik kebersamaannya dengan pria belahan hati. Bahagia mengaliri hatinya, menghapus keresahan.
"My Lovely Silvi...semangat dong. Ini kan liburan kita berdua."