Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Bercerai Bukan Jalan Terbaik

9 Januari 2018   07:04 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:29 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Astaghfirullah...mengapa mereka harus bercerai?" gumam Silvi.

"Terkadang bercerai adalah jalan terbaik, Silvi." Calvin berkata, nada suaranya semakin lembut.

"Apa maksudmu?"

Hening. Calvin menatap Silvi dalam-dalam, menatapnya penuh cinta.

"Itu pula alasanku mengajakmu liburan, Silvi. Aku punya satu permintaan."

Detik demi detik Silvi menunggu. Hatinya gamang. Firasat buruk menyelusup di benaknya.

"Silvi, aku ingin kita bercerai."

Petir menggelegar. Di luar sana, bulan dan bintang-bintang tertutup awan kelam. Langit malam yang semula bertabur bintang kini sempurna gelap gulita. Bunyi petir menyusul cahaya kilat menggetarkan kaca-kaca jendela. Disusul hujan deras mengguyur tanpa henti.

"Calvin, kenapa...? Kenapa harus bercerai?" tanya Silvi, suaranya bergetar.

Calvin menghela nafas panjang. Memegang dagu Silvi, mengangkatnya. Mengisyaratkan wanita itu untuk menatapnya.

"Aku sudah tidak punya harapan lagi, Love. Aku hanya penderita kanker yang menunggu kematian. Dari pada kamu merasakan kehilangan yang jauh lebih sakit nantinya, lebih baik kaurasakan kehilangan sekarang. Tapi sakitnya takkan lama. Kamu akan mendapatkan penggantiku. Sudah kupilihkan mata pengganti untukmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun