Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Special] Mata Pengganti, Pembuka Hati: Bercerai Bukan Jalan Terbaik

9 Januari 2018   07:04 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:29 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah beberapa jam mereka di sini. Bosan dengan suasana pegunungan dan perkebunan teh, keduanya mencari suasana baru. Berusaha membunuh kebosanan dengan liburan. Liburan kali ini tak harus ke luar pulau atau ke luar negeri. Dekat-dekat saja, tapi tetap berkesan.

Bermain air, bermain pasir, dan membuat istana pasir. Sudah mereka lakukan. Selanjutnya, apa lagi? Berfoto dan pamer kemesraan di sosmed bukanlah style mereka. Calvin dan Silvi sangat jarang mengunggah foto atau pamer kemesraan di jagat maya.

"Ingat kita pernah pemotretan di sini?" tanya Calvin. Menggandeng tangan Silvi, merengkuh jemari tangan wanita itu ke dalam rengkuhan jari-jari tangannya sendiri.

"Iya, aku juga pernah shooting video clip di sini." ucap Silvi lembut.

Mereka melangkah menyusuri tepi pantai. Dunia serasa milik berdua. Berbagi keindahan pantai ini hanya berdua saja.

Silvi bahagia, sungguh bahagia. Berada di samping Calvin membuat hati diliputi kebahagiaan yang sulit terlukiskan. Calvin Wan adalah belahan hatinya. Tempatnya melabuhkan rasa.

Calvin yang tampan dan Silvi yang cantik. Keduanya beradu pandang. Sepasang mata sipit bertemu sepasang mata biru. Ketampanan bertemu kecantikan. Kelembutan bertemu kebaikan. Kesabaran bertemu ketulusan. Tionghoa bertemu Sunda-Inggris. Cinta bertemu hati. Damai bertemu resah. Energi positif bertemu energi hati. Calvin Wan bertemu Silvi Mauriska.

Keduanya saling tatap. Berusaha menyalurkan cinta ke kedalaman hati. Tanpa diduga, Calvin menghentikan langkah. Dia meraih lembut tubuh Silvi ke pelukannya. Silvi menjatuhkan diri ke pelukan pria pendamping hidupnya. Calvin dan Silvi berpelukan tepat ketika mentari terbenam dengan indahnya. Indahnya sunset masih kalah dibandingkan indahnya kasih dan cinta mereka.

**      

Andai harus terpisahkan

Mungkin inilah takdir cintaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun