Sudah beberapa jam mereka di sini. Bosan dengan suasana pegunungan dan perkebunan teh, keduanya mencari suasana baru. Berusaha membunuh kebosanan dengan liburan. Liburan kali ini tak harus ke luar pulau atau ke luar negeri. Dekat-dekat saja, tapi tetap berkesan.
Bermain air, bermain pasir, dan membuat istana pasir. Sudah mereka lakukan. Selanjutnya, apa lagi? Berfoto dan pamer kemesraan di sosmed bukanlah style mereka. Calvin dan Silvi sangat jarang mengunggah foto atau pamer kemesraan di jagat maya.
"Ingat kita pernah pemotretan di sini?" tanya Calvin. Menggandeng tangan Silvi, merengkuh jemari tangan wanita itu ke dalam rengkuhan jari-jari tangannya sendiri.
"Iya, aku juga pernah shooting video clip di sini." ucap Silvi lembut.
Mereka melangkah menyusuri tepi pantai. Dunia serasa milik berdua. Berbagi keindahan pantai ini hanya berdua saja.
Silvi bahagia, sungguh bahagia. Berada di samping Calvin membuat hati diliputi kebahagiaan yang sulit terlukiskan. Calvin Wan adalah belahan hatinya. Tempatnya melabuhkan rasa.
Calvin yang tampan dan Silvi yang cantik. Keduanya beradu pandang. Sepasang mata sipit bertemu sepasang mata biru. Ketampanan bertemu kecantikan. Kelembutan bertemu kebaikan. Kesabaran bertemu ketulusan. Tionghoa bertemu Sunda-Inggris. Cinta bertemu hati. Damai bertemu resah. Energi positif bertemu energi hati. Calvin Wan bertemu Silvi Mauriska.
Keduanya saling tatap. Berusaha menyalurkan cinta ke kedalaman hati. Tanpa diduga, Calvin menghentikan langkah. Dia meraih lembut tubuh Silvi ke pelukannya. Silvi menjatuhkan diri ke pelukan pria pendamping hidupnya. Calvin dan Silvi berpelukan tepat ketika mentari terbenam dengan indahnya. Indahnya sunset masih kalah dibandingkan indahnya kasih dan cinta mereka.
** Â Â Â
Andai harus terpisahkan
Mungkin inilah takdir cintaku