Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Mata Pengganti, Pembuka Hati, "Prince Charming"

2 Januari 2018   05:53 Diperbarui: 2 Januari 2018   07:54 1110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum sempat Silvi menjawab, deru mobil memecah keheningan malam. Sebuah Mercy menepi, berhenti tepat di depan Alphard milik Calvin. Dua kendaraan mewah itu terparkir manis di depan rumah Princess Silvi.

Pintu mobil terbuka. Sekilas Calvin melirik mobil mewah itu. Platnya AD. Jelas bukan dari kota bunga ini. Melainkan dari kota batik dan kota budaya jauh di sana.

Seorang pria tampan berpostur atletis dan berkemeja grey turun dari mobil. Berjalan tegap memasuki halaman, satu tangannya membawa paperbag. Gurat keletihan tersamar di balik senyum tipisnya. Pria cool yang sangat charming, lembut namun tetap maskulin.

"Anton! Masya Allah...laa illaha ilallah, kamu datang?"

Tak sengaja Calvin terdorong minggir. Silvi berlari dengan lengan terentang. Meelempar diri ke pelukan pria tampan berkemeja grey itu.

Sepasang sepupu jauh itu berpelukan. Lengan Silvi melingkar mesra di leher pria yang tergolong priyayi Mangkunegara itu. Anton mengelus-elus rambut Silvi dengan lembut.

"Apa kabar, Princess?" tanyanya.

"Yah...not too bad. Kamu?"

Dari sudut mata, Calvin memperhatikan kedekatan mereka berdua. Hatinya berdenyut perih. Cemburu? Inikah pria bergelar Raden dan berdarah biru yang sering diceritakan Silvi?

**      

Aku tahu dirimu kini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun