Mengisi aku
Di sendiriku
Seperti tinta biru
Tyang takkan terhapus di hatiku (Isyana Sarasvati-Kuterimakan).
** Â Â Â
Prang!
Pigura-pigura foto itu jatuh dan pecah. Dilemparkan oleh sepasang tangan dengan kekuatan penuh. Silvi menatap nanar pecahan pigura berikut foto di dalamnya, lalu berjalan pergi. Membanting pintu hingga menutup.
Enam tahun. Ya, sudah enam tahun berlalu. Pernikahan yang akhirnya disetujui, pihak keluarga luluh meski satu-dua bisikan sinis masih terdengar. Meski beberapa pasang mata masih melebar tak percaya melihat betapa beraninya Calvin melamar wanita secantik Silvi.
"Kamu terlalu cantik untuk Calvin. Dia tak pantas untukmu." Beberapa sepupu berkomentar miring. Benci setengah mati pada ipar mereka yang rupawan itu.
Benarkah Silvi terlalu cantik untuk Calvin? Entahlah, yang jelas bukan itu alasan Silvi ingin berpisah dengan Calvin di tahun keenam pernikahan mereka.
Mendengar bunyi barang pecah, Calvin terbangun. Sesaat tadi ia tertidur di sofa. Tubuhnya penat. Ditambah lagi rasa sakit luar biasa itu. Ia tak kuat, lalu memutuskan tidur sejenak setelah shalat dan menulis laporan.