Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Ulang Tahun, Cinta

17 Desember 2017   05:49 Diperbarui: 17 Desember 2017   08:49 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesaat tadi, wanita berumur yang masih jelita itu berteriak. Tak rela putranya ditinggalkan mantan istrinya. Menangis, menyesali takdir yang menimpa Calvin.

Dengan sabar, Calvin mencoba memberi pengertian pada Nyonya Lola. Lembut sekali ketika ia meyakinkan Mamanya bahwa ini semua adalah takdir. Mungkin dirinya memang tak diizinkan menikah. Mungkin tidak seharusnya ia menikahi Silvi. Calvin sendiri sudah ikhlas. Mulai bisa menerima kenyataan.

"Kamu masih punya harapan, Sayang. Kamu masih punya harapan..." bisik Nyonya Lola.

"Iya, Ma. Harapan itu masih ada." Calvin bergumam mengiyakan, lembut menghapus air mata Nyonya Lola.

Benar, ini takdirnya. Takdir untuk hidup sendiri tanpa menikah dan tanpa anak. Kariernya boleh saja sukses, namun cintanya tidak. Calvin harus rela menjalani sisa hidupnya dalam kesepian. Setelah perpisahan dengan Silvi, tak mau ia menikah lagi. Jangan sampai ada wanita lain yang tersakiti.

Bayangan wajah Silvi terlintas di benaknya. Masihkah Silvi memendam kecewa padanya? Mungkin dia sudah berbuat banyak kesalahan, entah sengaja atau tidak. Silvilah yang tahu. Sebab dia yang merasakan kecewa dan sakitnya. Bila Silvi sudah terlanjur kecewa dan keputusan finalnya addalah berpisah, Calvin tak bisa berbuat apa-apa. Kecewakah Silvi karena perhatiannya yang masih kurang? Ataukah Silvi memendam kecewa karena perbuatan dan perkataannya? Misteri, sungguh hanya Silvi sendiri yang mengetahuinya. Apakah Silvi mengharapkan Calvin Wan sesempurna Revan Tendean?

**      

Paris van Java, 16 Desember 2017

Tulisan cantik di atas serpih-serpih kekecewaan. Kecewa yang masih ditahan dengan rasa.

**     

https://www.youtube.com/watch?v=a0sVBoYGBE4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun