Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Hidup di Hatimu (2)

26 November 2017   05:54 Diperbarui: 26 November 2017   06:02 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Disertai senyum manis, Valerie meletakkan kepalanya di lengan Calvin. Bermanja-manja pada pria tampan itu. Kini mereka benar-benar mirip ayah dan anak.

Sesaat hening. Valerie menikmati kebersamaannya dengan Calvin. Ia serasa menemukan aura seorang ayah dalam diri aktor, presenter, dan model berdarah Tionghoa itu. Hal yang tak pernah diperolehnya dari ayah kandungnya sendiri. Jangan samakan Dean Wijaya dengan Calvin Wan.

"Daddy?"

"Ya?"

"Kenapa Daddy Calvin nggak nikah aja sama Bunda Dinda?"

Pertanyaan sulit. Sungguh, ia ingin sekali menikahi Dinda. Keadaan menghalanginya menikahi mantan model yang kini mengelola sebuah butik itu. Calvin tak mungkin bersatu dengan Dinda. Penyakit dalam tubuhnya, berikut vonis infertilitas yang menimpanya, menjadi halangan terbesar. Lalu, bukankah Dinda sudah tidak mencintainya lagi?

"Kenapa, Daddy?" desak Valerie.

Menghela napas berat, Calvin menjawab pertanyaan Valerie. "Bunda Dinda sudah tidak cinta Daddy lagi."

"Oh ya? Kalau tidak cinta, kenapa tiap hari Bunda Dinda selalu nonton acara Catatan Hati? Kenapa Bunda Dinda sering menangis sambil lihat foto Daddy? Kenapa Bunda Dinda izinkan Valerie sahabatan sama Elby?"

Perkataan Valerie membiaskan keterkejutan. Catatan Hati adalah program talk show yang dibawakan Calvin. Ternyata Dinda setia menyaksikannya di layar kaca.

"Bunda Dinda masih cinta kok sama Daddy."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun