Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cintaku Hidup di Hatimu (2)

26 November 2017   05:54 Diperbarui: 26 November 2017   06:02 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Benarkah itu? Cinta pun tak cukup. Kini Dinda sudah bersuami. Valerie menjadi buah cinta pernikahannya dengan Dean. Calvin tak ingin menjadi perebut istri orang. Label sebagai pria idaman lain sangat menyakitkan dan tidak terhormat. Baru-baru ini, rekannya sesama artis menjadi sorotan karena telah menjadi wanita perebut suami orang. Jangan sampai jagat dunia hiburan tanah air kembali geger dengan skandal artis setampan Calvin Wan bermain di belakang dengan mantan model.

"Daddy, itu obat apa?" tunjuk Valerie tetiba.

Di atas meja marmer, tergeletak beberapa tablet obat. Calvin lupa menyingkirkannya.

"Hanya suplemen biasa, Valerie." Saat mengatakannya, Calvin menghindari pandangan mata Valerie.

"Bukan, Daddy. Itu bukan obat biasa. Aku pernah lihat. Ehm...apa itu obat kanker? Daddy sakit kanker?"

"Tidak Sayang, itu bukan obat kanker. Ah kamu kebanyakan main sinetron. Sering lihat aktris sinetron menyembunyikan obat-obatan buat penderita kanker."

Mau tak mau Valerie tertawa. Calvin mengacak-acak rambutnya gemas. Ini hanyalah taktik. Supaya Valerie tenang dan melupakan pertanyaannya seputar tablet obat misterius itu.

Bel pintu kembali berbunyi. Calvin dan Valerie beranjak bangkit, lalu membuka pintu. Betapa kagetnya mereka saat mendapati sesosok ibu cantik bergaun merah muda di ambang pintu.

"Bunda?"

"Dinda?"

Nyaris bersamaan Valerie dan Calvin mengatakannya. Calvin dan Valerie bertukar pandang, lalu tertawa. Ibu cantik bergaun merah muda dan berambut sepinggang itu ikut tertawa. Dan...eurekka, kebekuan mencair seketika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun