"Sama-sama, Calvin."
Apa pula ini? Clara bisa tersenyum dan bicara selembut itu pada Calvin. Bukankah dulu Clara memusuhinya? Selalu mencurigai Calvin dan membencinya? Telah lunturkah kecurigaan dan kebencian di hati gadis cantik itu?
Tanpa sengaja, Calvin dan Clara bertatapan. Desir halus merayapi hati mereka. Hati Calvin berdesir. Di saat yang sama, hati Clara berdesir pula. Aliran darah mereka bertambah cepat. Calvin dan Clara merasakan degup jantung mereka kian cepat, seakan ingin melompat dari tubuh mereka. Sensasi apa ini? Hanya sekadar bertatapan sudah begini.
Calvin Wan dan Clara Carolina. Dua manusia yang awalnya jauh, kini saling mendekat. Mendekatkan raga dan hati mereka.
"Aku yakin kamu akan sembuh, Calvin." Clara menutup sesi konseling pertamanya dengan sebuah kalimat motivasi. Kalimat yang menyejukkan jiwa.
Yakin? Clara yakin dirinya akan sembuh? Entah mengapa, Calvin pun meyakininya. Di dekat Clara, beban kesedihannya sedikit berkurang. Seakan ada tangan lembut yang memindahkan sebagian beban itu dari hatinya.
Clara yang cantik dan Calvin yang tampan. Tak mungkinkah cinta bersemi di antara mereka? Bila cinta bersemi, akan ada hati yang tersakiti. Baik Clara maupun Clara tak dapat berdusta dengan perasaan mereka sendiri. Terlambat untuk berdusta dan mengingkari perasaan.
** Â Â Â Â
 "Berapa yang kamu butuhkan?" tanya Clara datar.
"Dua juta..." jawab Intan, ragu bercampur malu.
Clara mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Meletakkannya di meja. Mengisyaratkan Intan untuk mengambilnya.