Namun bila saat berpisah telah tiba
Izinkan ku menjaga dirimu
Berdua menikmati pelukan di ujung waktu
Sudilah kautemani diriku (Payung Teduh-Akad).
** Â Â Â
Acara gathering para blogger terus berlangsung. Makin semarak, makin banyak blogger yang berdatangan. Mulai dari blogger-blogger muda yang menobatkan diri sampai generasi milenial, sampai blogger senior yang mengaku sebagai generasi X. Semuanya berkumpul di venue. Berkenalan, berbincang, dan bertukar pikiran.
Kecuali sepasang lelaki dan perempuan di kursi rotan itu. Si lelaki Tionghoa berwajah tampan dan perempuan blasteran Sunda-Inggris berpakaian putih dan bermata biru. Sejak awal, mata si perempuan tak berpindah sedikit pun dari wajah laki-laki di sisinya. Merasakan ketampanan dan kebaikan hatinya. Bukan ketampanan dari luar yang ia perhatikan, melainkan ketampanan yang terpancar dari dalam.
"Silvi, matamu masih sakit?"
"Sudah berkurang. Maaf Calvin, aku masih membutuhkan tanganmu."
Tidak, Calvin takkan melepasnya. Ia tahu Silvi butuh kekuatan. Genggaman tangan dari orang yang tulus dan penuh kasih dapat menguatkan.
Cukup banyak blogger yang lewat di depan mereka. Berhenti sebentar untuk bersalaman dan berkenalan. Calvin tetap ramah, sedangkan Silvi setengah hati merespon mereka. Ia tak mudah terbuka pada orang lain. Hanya pada Calvin saja ia mau membuka diri. Menatap para blogger itu saja ia enggan. Tatapannya selalu dan hanya selalu tertuju pada Calvin.