"Nasi goreng omeletnya enak ya, Ayah." komentar Clara.
Dari sudut mata, Reinhart mengerling mereka. Clara dan Tuan Calvin sangat dekat. Mesra sebagai ayah dan anak. Tujuh hari dalam seminggu, dua puluh empat jam dalam sehari, mereka selalu bersama. Clara memiliki Tuan Calvin seutuhnya. Kontras dengan Reinhart yang hanya bisa memiliki Papinya di akhir pekan.
Perubahan raut wajah Reinhart tertangkap jelas oleh Tuan Calvin. Ia mengembalikan sendok ke tangan Clara.
"Clara Sayang, makan sendiri lagi ya?" ujarnya.
"Iya, Ayah."
Sejurus kemudian Tuan Calvin mengalihkan perhatiannya pada Reinhart. Lembut menanyai anak laki-laki pemenang coverboy itu.
"Rein kenapa? Ingat Papi, ya?"
"Coba aja Papi kayak Om Calvin ya. Selalu ada, nggak pergi jauh-jauh, mau anterin Rein sekolah, mau suapin Rein, mau bantu Rein bikin PR."
"Papi jarang punya waktu di rumah demi Rein juga. Papi kan kerja, Sayang. Uangnya buat siapa? Buat Rein juga." jelas Tuan Calvin sabar.
"Om Calvin juga kerja. Uangnya juga banyak. Tapi punya waktu buat Clara."
"Pekerjaannya beda, Rein."