"Calisa, maafkan aku..." Hanya itu yang bisa diucapkan Tuan Calvin.
"Tidak apa-apa, Calvin. Aku sudah tahu semuanya. Kamu sudah banyak membantu. Tenang ya...? Jangan khawatir." Nyonya Calisa berkata lembut.
"Aku menyesal, Calisa. Kamu tahu apa kata dokter tadi?"
"Iya, aku tahu. Jangan menyesalinya, Calvin. Kamu masih punya harapan. So, jangan lepaskan harapanmu."
Jangan lepaskan harapanmu. Kata-kata terakhir Nyonya Calisa melekat di hatinya yang terdalam.
"Kamu pasti sembuh, Calvin. Bertahanlah...jangan berhenti berdoa dan berusaha."
Nyonya Calisa menguatkannya dari kejauhan. Memotivasinya dengan tulus. Tuan Calvin merenungkan semua perkataan istrinya.
"Di sini tak ada piano. Sayang sekali. Kalau ada, aku ingin menyanyikan lagu untukmu. Tunggu sebentar, aku mau kirim sesuatu."
Video call diakhiri. Tak lama, Nyonya Calisa mengirimkan sebuah video. Saat dibuka, ternyata isinya cover lagu.
Suara sopran Nyonya Calisa terdengar lembut dan merdu diiringi alunan piano.
Ku telah kehilangan jejak kakimu