Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peluk Aku untuk Terakhir Kali

22 Agustus 2017   06:16 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:27 4396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mengantar istrinya ke airport, pria berparas oriental itu menuju cafe. Tepat ketika ia memarkir Rush-nya di halaman cafe, sebuah Chevrolet berhenti di samping kanan mobilnya. Pintu pengemudi terbuka. Wanita berpostur mungil dan berkulit putih bersih turun dari mobil.

"Calvin?" Wanita itu berkata tertahan, antara kaget dan senang melihat pria yang telah lama ingin ditemuinya.

"Anastasia?"

"Ya Tuhan...doaku terkabul! Sudah lama aku ingin bertemu denganmu. Oh ya, kamu sendirian? Clara sama Calisa mana?"

Hati priaa rupawan itu dipenuhi tanda tanya. Mengapa Anastasia ingin menemuinya? Mungkinkah ia ingin membuka kembali masa lalu? Ironis, di saat istrinya pergi umrah demi mendoakan kesembuhannya, ia justru bertemu wanita lain. Wanita yang mewarnai masa lalunya dengan kisah cinta di atas perbedaan.

**     

Love story yang jauh dari kata mulus. Kalimat itu cocok untuk menggambarkan kehidupan cinta Calvin dan Anastasia di masa lalu.

Bermula dari Sound of Sky. Grup musik beranggotakan anak-anak muda pintar, multitalenta, dan rupawan. Calvin menjadi leader grup musik itu. Keenam member Sound of Sky bersekolah di tempat yang sama. Menempuh pendidikan di sekolah favorit membuat mereka lebih mudah dikenal. Dalam waktu singkat, reputasi mereka makin cemerlang.

Member Sound of Sky terkenal solid. Mereka bukan hanya aktif di dunia musik. Melainkan terpilih juga sebagai pengurus OSIS. Hampir setiap hari mereka bertemu. Berinteraksi, bermusik, dan berorganisasi bersama. Meski beda kelas, persahabatan mereka justru sangat erat. Tak heran mereka menjadi grup idola di sekolah elite itu. The most wanted boys and the most wanted girls ada di sana.

Benar kata orang. Mereka yang merasa serupa dan memiliki kesamaan lebih mudah untuk saling menyayangi. Member Sound of Sky buktinya. Mereka berenam punya banyak kesamaan: passion, bakat, semangat berorganisasi, kecerdasan, dan kenyataan bahwa mereka terlahir dari keluarga berdarah campuran. Unik, kan?

Lihat saja Calvin yang berdarah keturunan dengan wajah orientalnya yang tampan. Lalu Calisa yang blasteran Sunda-Belanda. Calvin dan Calisa tak hanya pintar bermusik. Mereka pun blogger yang sangat produktif. Ada pula Nada Alya dan saudara kembarnya, Hassan Albana. Si kembar ini memiliki turunan darah Arab dari pihak keluarga ibu. Anastasia beruntung lahir dari keluarga campuran Jawa-Minahasa-Belanda. Terakhir ada Audrey. Pemuda satu ini mewarisi darah Minang-Jerman dari kedua orang tuanya.

Enam anak muda berbakat itu mampu menyeimbangkan diri antara kegiatan akademis dan non akademis. Buktinya, ranking paralel mereka selalu bersaing ketat. Biasanya berurutan dari ranking satu sampai enam. Dimulai dari Calvin, sang leader. Kenyataannya, IQ Calvin paling tinggi di antara teman-teman seangkatannya. Disusul Calisa menempati peringkat kedua. Lalu berturut-turut posisi berikutnya ditempati Nada, Hassan, Anastasia, dan Audrey. Otak cerdas, wajah rupawan, cukup secara materi, dan berbakat. Perfect, masa depan cerah tergenggam di tangan mereka. Disayangi semua guru dan kepala sekolah, diidolakan murid-murid lainnya.

Pagi ini, mereka kembali berkumpul di ruang latihan. Dua hari lagi mereka show. Undangan mengisi acara malam grand final pemilihan duta bahasa. Tidak ikut pelajaran di kelas? Bukan masalah. Sebagai pengurus OSIS dan anggota grup musik yang lagi hits, mudah bagi mereka untuk mendapatkan dispensasi. Anak-anak lain boleh iri.

"Hmm...capek. Break bentar dong. Kita cover lagu dulu." kata Audrey. Sudah satu setengah jam mereka latihan.

"Payah kamu, Drey. Masa baru satu setengah jam udah minta break? Kalah sama leader kita." Hassan tersenyum nakal, menginjak kaki Audrey dengan sengaja. Namanya memang bagus, indah dan islami. Nama depannya seperti cucu Nabi Muhammad SAW. Namun sifatnya sungguh bertolak belakang. Kontras dengan Nada yang anggun dan halus gaya bicaranya.

"Break sebentar kan nggak apa-apa. Lagian kita belum full team. Si Calisa sama Anastasia belum datang." Audrey membela diri.

"Iya, Audrey benar. Kita break dulu. Sambil nunggu Calisa dan Anastasia." Calvin menengahi. Dibukanya buku partitur.

"Mau cover lagu apa, Drey?"

"GAC aja, yang judulnya Galih dan Ratna. Itu tuh...soundtrack filmnya 'Galih dan Ratna' versi baru. Udah nonton filmnya kan?"

"Yups. Aku nonton film itu sama Calisa minggu kemarin."

"Cieee...ketahuan ya. Minggu kemarin jalan bareng Calisa lagi. Calvin alvin...cinta ya cinta aja. Nggak usah pura-pura sahabatan."

Lagi-lagi Hassan berulah. Calvin stay cool. Nada yang sejak tadi menjadi pendengar setia hanya melempar pandang penuh rasa bersalah ke arahnya.

Mereka pun mulai bernyanyi. Seperti biasa, Calvin memainkan piano. Namun ia ikut menyanyi bersama Audrey, Nada, dan Hassan.

Cover lagu sudah menjadi hal biasa bagi keenam member Sound of Sky. Mereka hafal banyak lagu. Wawasan musik mereka cukup luas. Mulai dari lagu Indonesia sampai lagu Barat mereka tahu. Mulai dari musik klasik, jazz, pop, sampai dangdut mereka minati. Bagi mereka, semua musik itu indah.

Tengah asyik bernyanyi, pintu ruang latihan terbuka. Calisa dan Anastasia melangkah masuk. Calisa terlihat segar, ceria, dan cantik seperti biasa. Sementara Anastasia nampak muram. Satu tangannya memegang salib kecil dan rosario.

"Calvin, kamu nggak one day one article ya hari ini? I hope everythings gonna be ok," sapa Calisa. Menarik kursi, lalu duduk di samping Calvin.

"Nggak masalah. Cuma nggak sempat. Pagi-pagi aku harus buat surat dispen. Gimana tindakan medisnya? Kamu udah sembuh, kan?"

"Udah. Dan nggak harus diopname." sahut Calisa dengan seulas senyum cerah di wajahnya.

"That's great."

Di dekat dinding, Anastasia memperhatikan keduanya. Raut wajahnya semakin sendu. Ia menggenggam erat salib dan rosarionya. Benda-benda rohani itu pemberian almarhum Mamanya.

Calvin dan Calisa terlihat begitu akrab. Ceria, penuh semangat, dan tanpa beban. Dilihat dari fisik dan passion, mereka seperti kakak-beradik. Nyatanya, Calvin menganggap Calisa seperti adiknya sendiri. Calisa menyayangi Calvin sebagai kakaknya.

"Kamu kenapa, Anastasia?"

Tanpa diduga, Calvin dan member Sound of Sky lainnya mendekat. Berdiri di kanan-kirinya.

"Tadi aku abis ke makam Mama," jawab Anastasia.

"Oooh...pasti kamu masih sedih setelah kepergian Tante Maria ya?" tebak Nada penuh simpati.

"Iya. Aku sayang banget sama Mama. Mama yang paling mengerti aku. Papa? Jangan harap. Jarang di rumah, workaholic, dan keras. Aku kesepian..."

Nada dan Calisa merangkulnya hangat. Audrey dan Hassan berusaha menghibur Anastasia dengan tingkah lucu mereka. Calvin menatap lekat mata Anastasia.

"I know your feeling," ujarnya.

"Tapi kamu harus ingat satu hal: Mamamu sangat mencintaimu. Kalau kamu mencintai beliau, jangan larut dalam kesedihan."

Kata-kata Calvin membekas di relung hati Anastasia. Itulah yang paling dibutuhkannya: support. Motivasi untuk bangkit dari kesedihan.

"Thanks Calvin." Anastasia membalas tatapan Calvin. Ada yang lain dalam tatapan itu. Ada cinta, ada rindu, dan ada kekaguman.

Calvin dapat menangkap getaran cinta dari Anastasia. Hatinya menerima getaran cinta itu, lalu meresponnya dengan hal yang sama.

**      

Sejak kejadian itu, Calvin dan Anastasia semakin dekat. Calvin selalu ada di samping Anastasia. Kemana-mana selalu berdua. Dimana ada Calvin, di situ ada Anastasia. Kini Anastasia tak pernah lagi membawa mobil ke sekolah. Aktivitasnya dan Calvin hampir sama. Praktis Calvin dan Anastasia selalu pulang dan pergi bersama. Kini Anastasia bisa merasakan betapa nyamannya duduk bersisian dengan Calvin di dalam sedan putihnya. Privilese yang hanya didapatkan Calisa selama ini.

Kedekatan Calvin dan Anastasia sudah terdeteksi oleh member Sound of Sky. Begitu pula para murid lainnya. Ada yang pro, ada pula yang kontra. Hari pertama Calvin dan Anastasia memperlihatkan kemesraan dianggap sebagai 'Hari Patah Hati'.

Pihak yang pro menganggap Calvin serasi dengan Anastasia. Pihak yang kontra tak setuju karena Calvin dan Anastasia berbeda keyakinan. Mereka lebih suka jika Calvin bersama Calisa. Ternyata prediksi mereka meleset.

Hal itu pulalah yang sedang didiskusikan member Sound of Sky siang ini. Seperti biasa, mereka berkumpul di ruang latihan. Topik kedekatan Calvin-Anastasia menjadi perbincangan hangat.

"Actually, aku nggak setuju kalo kalian pacaran." kata Audrey to the point. Mengundang tatapan kaget dari Calvin dan Anastasia.

"Simple aja sih alasannya. Kalian beda agama. Sakit...beneran. Coba aja kalian rasain sendiri nanti. Cinta beda agama itu sakit banget. Ujungnya cuma dua: berpisah atau salah satu harus mengalah."

Penjelasan Audrey masuk akal. Mantan coverboy dan duta BKKBN itu tak ingin kedua sahabatnya mengalami pedihnya kisah cinta beda agama. Di antara member Sound of Sky, hanya Anastasia yang berbeda keyakinan.

"Kalian tahu kan, apa konsekuensinya?" timpal Hassan. Tak ada seringai nakal, wajah penuh tipu muslihat, atau niat bercanda darinya. Ia benar-benar serius.

"Iya kami tahu," sahut Anastasia, menundukkan wajahnya.

"Terus kenapa mesti dilanjutkan? Please...jangan sakiti diri kalian sendiri." Nada memohon.

"Calvin, kamu kan leader. Jiwa kepemimpinan kamu udah oke banget. Baru kali ini aku lihat kamu nggak tegas. Begini ya, kalo urusan cinta." Audrey berkomentar tajam.

"Drey, bukannya aku nggak tegas. Cinta beda agama itu rumit. Sampai sekarang, aku dan Anastasia bingung harus bagaimana." Calvin menjelaskan dengan sabar.

Kesabaran Audrey mulai habis. "Cuma ada satu jalan: putus!"

Calvin dan Anastasia bertatapan. Dua hati yang tak rela. Sakitnya cinta beda agama. Mengapa perbedaan harus dipermasalahkan?

"Aku setuju, Drey. Jalan satu-satunya adalah putus." ucap Nada dan Hassan bersamaan.

"Nah, dengar sendiri kan? How about you, Calisa? Dari tadi kamu diam." Audrey memandang Calisa.

Gadis cantik yang lahir di bulan sembilan dan tanggal sembilan itu menatap Calvin sekilas. Ia berujar dengan lembut.

"Aku sayang Calvin sebagai saudaraku. Aku cinta Calvin sebagai kakakku. Apa pun keputusannya, aku support dia."

"Ah...ini satu lagi korban cinta. Calisa, kamu jadi nggak tegas gara-gara Calvin. Kamu pasti lebih pilih diam dari pada konflik sama Calvin, kan?" sergah Audrey kesal.

Calisa mengangguk lemah. Gadis Virgo itu mampu mengelola dan menyembunyikan perasaannya.

Azan Zuhur menyela diskusi alot mereka. Cepat-cepat lima member Sound of Sky bangkit. Bersiap menunaikan shalat. Menitipkan barang-barang mereka pada Anastasia.

Dalam kesendirian, Anastasia menangis. Menyesali kepahitan kisah cintanya. Sedih karena harus mencintai di atas perbedaan.

**     

Langkah Calvin terhenti. Sejenak ia ragu. Memandangi puluhan umat yang berdatangan memasuki gereja. Anastasia menyentuh lembut tangannya, tersenyum menenangkan.

"Nggak apa-apa...ayo masuk." ajaknya.

"Aku merasa asing di sini," ungkap Calvin jujur.

"Kamu adalah tamu, Calvin. Orang yang beda keyakinan sering kok datang ke sini. Tertarik melihat prosesi Misa, perayaan Ekaristi, atau Tahbisan. Jangan khawatir, Calvin."

Satu hal yang dirasakan kebanyakan pasangan beda agama: merasa asing saat memasuki rumah ibadah pasangannya. Calvin tengah merasakan itu. Di tengah jemaat gereja yang bersiap melaksanakan Misa, ia merasa asing. Ia tak nyaman di sini. Merasakan beberapa pasang mata menatapnya penuh tanya. Hadir pula beberapa pria dan wanita berdarah keturunan sepertinya. Namun ia tetap berbeda dari mereka. Keyakinanlah yang membedakannya.

Barisan bangku sudah hampir penuh. Calvin menempati bangku paling belakang. Ia menyaksikan semuanya dari awal. Mulai dari perarakan sampai proses Misa. Terkesan pada saat Homili. Lekat memperhatikan Anastasia saat ia mengambil Hosti.

"What do you think about this?" tanya Anastasia usai Misa.

"Interesting," jawab Calvin yakin.

Anastasia tersenyum. Calvin merangkul tubuhnya hangat. Mau tak mau merasa senang di antara perasaan terasing dan salah tingkahnya.

Tanpa disadari, dua orang pemuda berpipi chubby dan bermata sipit mengawasi mereka. Memotret mereka, lalu mengetikkan sesuatu di layar gadget mereka. Mencurigakan, apa yang dilakukan dua pemuda itu?

**      

Tiga pasang mata menatapinya. Cecilia menatap sendu, Caroline melempar tatapan kecewa, dan Celine menatapnya penuh kebencian. Ruang keluarga sempurna senyap. Sampai akhirnya, Celine bangkit dari sofa. Menunjuk sang adik bungsu dengan jarinya, ia berkata dengan suara keras penuh emosi.

"Calvin Wan! Jelaskan semuanya!"

Calvin membalas pandangan kakaknya. Kakak perempuan yang sangat membencinya. Kakak yang tak pernah mencintainya.

"Bagaimana bisa kamu berhubungan dengan gadis yang berbeda agama dengan kita?! Apa maumu, Calvin?! Kamu mau murtad?! Mau berhenti mengimani Al-quran dan Nabi Muhammad?!" Suara Celine makin menggelegar.

"Aku tidak akan pernah murtad, Celine." Calvin berkata dingin.

"Lalu, kenapa kamu mencintai gadis itu?! Jelas-jelas dia berbeda! Ingat Calvin, dia berbeda dari kita!"

"Cukup Celine, cukup!" sela Cecilia. Matanya berkaca-kaca. Di mata Calvin, Cecilia adalah bidadari. Kakak pertamanya itu paling cantik, paling anggun, dan paling lembut hatinya.

Cecilia mendekati Calvin. Memeluknya dengan wajah sendu berurai air mata. Tak tega adiknya dihakimi oleh Celine.

"Calvin," panggil Caroline hati-hati.

"Tadi teman-temanku melihatmu di gereja. Apa yang sebenarnya kamu lakukan di sana? Coba ceritakan,"

"Aku hanya menemani Anastasia. Demi Allah aku tidak mau dan tidak akan pernah mau murtad. Anastasia juga tidak pernah membujukku pindah agama. Kalian percaya padaku?"

"Aku percaya, Calvin." Cecilia berucap lembut. Diikuti anggukan Caroline.

"Aku tidak percaya. Tunggu sampai Mama tahu. Aku jamin dia akan berhenti menganggapmu sebagai anak kesayangan."

Setelah berkata begitu, Celine berbalik ke kaki tangga. Melangkah naik ke lantai atas. Tak salah lagi, pastilah ingin memberi tahu Nyonya Lola.

Cecilia, Caroline, Celine, dan Calvin. Empat kakak-beradik dengan nama yang berawalan huruf C. Namun hubungan mereka tidak seindah dan sekompak nama mereka. Sebaliknya, mereka kakak-beradik dengan sifat dan kepribadian yang berbeda. Jauhnya perbedaan usia dan prinsip membuat mereka kurang akrab. Satu-satunya yang terlihat paling harmonis hanyalah Cecilia dan Calvin. Anak sulung dan anak bungsu yang sangat dekat. Karakter mereka yang lembut, sabar, dan konsisten membuat mereka dekat. Sayangnya, Cecilia makin jarang di rumah. Setelah ia lulus dari Fakultas Ekonomi UI dan mendapat pekerjaan di Dirjen Pajak, waktunya untuk keluarga semakin berkurang. Ia pun jarang berkomunikasi dengan Calvin. Tapi ia selalu memperhatikan Calvin dengan caranya sendiri.

Dua puluh menit kemudian, Nyonya Lola turun ke ruang keluarga. Wajah cantiknya tetap tenang. Berbanding terbalik dengan raut wajah Celine yang dipenuhi amarah.

"Calvin...Mama sudah tahu semuanya. Mama mengerti, Sayang."

Jeda sejenak saat Nyonya Lola menghela napas. Ia tak memutuskan kontak mata dengan putra bungsunya.

"Mama sayang sekali padamu, Calvin. Sungguh...begitu sayangnya Mama padamu, sampai-sampai Mama ingin hidup bersamamu di dunia dan akhirat. Untuk mendapatkan keduanya, kebahagiaan dan kebersamaan di dunia-akhirat, kita harus tetap berada di jalan yang benar. Jalan Allah SWT, jalannya umat Nabi Muhammad. Kita tidak boleh menyimpang dari jalan itu, Sayang. Mama percaya, Anastasia gadis yang baik. Tapi dia bukan untukmu. Kecuali dia mau mengalah dan mengikuti agama kita. Allah melarang pernikahan beda agama, Sayang."

Keduanya bertatapan. Kasih sayang bertemu pengertian. Kelembutan bertemupemahaman. Lola Purnama menuntun Calvin Wan dalam pemahaman dan cinta.

"Maaf sekali, Calvin. Maaf...ya? Kali ini Mama katakan 'tidak'. Bukan untuk Mama, tapi untuk kebaikan dirimu sendiri. Kamu mengerti, kan?"

Ketegasan yang dibalut dengan kelembutan. Secara halus Nyonya Lola tidak menyetujui Calvin bersama Anastasia. Ketidaksetujuan yang diimbangi alasan logis.

**     

Sejak saat itu, Calvin trauma menjalani kisah cinta beda agama. Ia hanya mau berhubungan dengan gadis yang seagama dengannya. Dampak dari kekecewaan cinta teramat menyakitkan.

Hati Anastasia tak kalah hancurnya. Ia sedih dan kecewa dengan perpisahan itu. Hatinya terus saja tak rela dan bertanya-tanya. Mengapa Tuhan menciptakan cinta di tengah perbedaan?

Meski kisah cinta mereka telah berakhir, Calvin dan Anastasia tetap bersahabat. Mereka bersikap profesional selama berada di organisasi dan Sound of Sky. Hancurnya cinta tidak membuat grup musik itu hancur. Justru Sound of Sky makin populer dan berjaya.

Sampai akhirnya, tiba saat kelulusan dan perpisahan. Mereka kuliah di tempat berbeda. Si kembar Nada dan Hassan melanjutkan studi ke Jepang. Anastasia memilih melanjutkan pendidikan ke negeri asal almarhum Mamanya, Belanda. Audrey mendapat beasiswa di Malaysia. Hanya Calvin dan Calisa yang tetap bertahan.

Cobaan demi cobaan datang tanpa henti. Kecelakaan pesawat yang menewaskan Cecilia, Caroline, dan Celine. Kanker hati yang merenggut nyawa Tuan Febrian. Calvin jatuh sakit dan divonis mandul. Pernikahan kedua Nyonya Lola. Kematian calon adik baru, Cintya Ghaisani Azizah binti Calvin Wan. Perpisahan Nyonya Lola dan Dokter Yunus.

Sampai akhirnya, Calvin dan Calisa memutuskan untuk menikah. Keputusan terbesar yang mereka ambil. Rencana pernikahan mereka menuai respon positif. Meski saat itu Calisa masih ragu dan mencintai Calvin dengan setengah hati. Sebaliknya, Calvin sepenuh hati mencintai Calisa. Mencintai kelebihan dan kekurangannya. Posisi Anastasia telah tergantikan dengan Calisa.

Satu minggu sebelum pernikahan, Calvin datang ke cafenya. Ia sendirian tanpa ditemani Calisa. Seperti biasa, ia tampil dan berpura-pura sebagai penyanyi cafe. Bukan owner. Calvin sangat rendah hati. Ia hanya ingin dianggap sebagai penyanyi cafe.

Kehadiran si penyanyi cafe yang tampan menyita perhatian para pengunjung. Tak hentinya mereka melempar pandang kagum ke arah panggung. Menikmati ketampanan Calvin lama-lama. Beberapa gadis sengaja menambah menu agar bisa lebih lama berada di sini. Semata ingin mengagumi pesona si penyanyi cafe berparas menawan.

Teknik vokal dan permainan piano Calvin sangat sempurna. Cukup banyak lagu romantis yang dibawakannya. Tak lupa ia membawakan lagu favoritnya, My Way dari Frank Sinatra. Walau itu lagu lama, Calvin tetap konsisten menyukainya. Calvin seperti Calisa: konsisten dalam menyukai sesuatu.

Seorang wanita bangkit dari meja nomor 21. Berjalan anggun menaiki panggung, berlutut di samping grand piano, lalu berbisik.

"Aku tak percaya kalau kamu penyanyi cafe."

Tanpa memandang si wanita, Calvin menyahut. "Terserah. Tapi saya memang penyanyi cafe. Saya sangat menikmati pekerjaan ini."

"Calvin...kamu bukan penyanyi cafe. Kamulah owner cafe ini."

Mendengar namanya disebut, Calvin berpaling. Betapa kagetnya ia saat mengenali wanita itu.

"Anastasia?"

"Ya, ini aku. Congrates, sebentar lagi kamu menikah. Calisa beruntung sekali mendapatkanmu."

Tertangkap makna lain dari kalimat itu. Penyesalankah? Atau kehilangan?

Anastasia memandang Calvin dari atas sampai bawah. "Kanker hati dan vonis mandul tidak akan pernah menghilangkan ketampananmu."

"Semua orang bilang begitu."

"Dan mereka benar."

Masih terpancar rindu di mata Anastasia. Calvin dapat merasakannya. Sayangnya, kini cinta Calvin hanya untuk Calisa. Tak ada yang lain lagi.

"Calvin, maukah kamu menyanyikan lagu ini bersamaku?" pinta Anastasia seraya menyerahkan selembar partitur.

Melihat judulnya saja Calvin langsung ingat semua chordnya. Anastasia memandangnya penuh harap. Hati yang baik tak mampu membuat Calvin menolak.

Intro mulai dimainkan. Dua mantan member Sound of Sky bertemu kembali malam ini. Suara sopran Anastasia melantunkan untaian lirik lagu diiringi denting lembut piano.

S

Tak pernah terbayangkan akan jadi seperti ini pada akhirnya

Semua waktu yang pernah kita lewati bersamanya telah hilang dan sirna

Hitam putih berlalu janji kita menunggu

Tapi kita tak mampu

Seribu satu cara kita lewati tuk dapatkan semua jawaban ini

Bila memang harus berpisah

Aku akan tetap setia

Bila memang ini ujungnya

Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Tak bbisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Bila ini ujungnya

Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Memang tak mudah

Tapi ku tegar menjalani kosongnya hati

Bawalah mimpi kita yang pernah terjadi

Dan simpan tuk jadi history

Hitam putih berlalu janji kita menunggu

Tapi kita tak mampu

Seribu satu cara kita lewati tuk dapatkan semua jawaban ini

Bila memang harus berpisah

Aku akan tetap setia

Bila memang ini ujungnya

Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Tak bisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Bila memang ini ujungnya

Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Tak bisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Tak bisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Tak bisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Tak bisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Bila memang harus berpisah

Aku akan tetap setia

Bila memang ini ujungnya

Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Tak bisa tuk teruskan

Dunia kita berbeda

Bila memang ini ujungnya

Kau kan tetap ada di dalam jiwa (Isyana Sarasvati-Tetap Dalam Jiwa).

Isi hatinya seakan tercurah dalam lagu itu. Anastasia mengusap kristal bening di pelupuk mata. Calvin selalu ada di dalam jiwa. Hingga kini, ia belum menemukan pengganti Calvin.

"Kamu tidak berubah...tetap berbakat." Anastasia berkata lirih.

"Jangan berlebihan memujiku, Anastasia." Calvin menimpali dengan lembut.

Andai saja Anastasia tahu. Ada yang berubah dalam hidup Calvin: kanker hati dan vonis mandul. Dua hal yang menghancurkan separuh hidupnya. Perlahan-lahan, Calvin mengumpulkan kembali sisa kekuatannya. Sampai akhirnya ia bisa menjalani hidup dengan kanker dan vonis mandul itu dengan tegar. Siapa pria yang mau menanggung vonis itu seumur hidupnya?

"Calisa wanita yang baik. Cocok denganmu. Passion kalian sama, tanggal lahir pun di angka yang sama. Dia seiman denganmu. Apa lagi yang kurang?"

Sebulir kristal bening kembali jatuh. Membasahi pipi Anastasia. Calvin tak tega. Ia ingin menghapusnya, membuat wanita itu tersenyum lagi.

"Don't be sad, Anastasia. Suatu saat nanti, kamu akan mendapatkan cinta yang jauh lebih baik. Apa yang harus kulakukan agar kamu tidak sedih lagi?"

"Peluk aku, untuk terakhir kali."

Sebuah permintaan sulit. Anastasia menanti, amat berharap Calvin mau melakukannya.

Wajah Calisa terlintas di benak Calvin. Bagaimana jadinya bila Calisa terluka? Bukankah Calisa tipe wanita pencemburu?

Berharap ini bukan sebuah bentuk pengkhianatan, Calvin memeluk Anastasia. Anastasia balas memeluknya, erat dan lama. Sesaat waktu seolah berhenti. Anastasia menghirup lagi wangi Hugo Boss yang telah lama dirindukannya.

"Calvin...kamu tahu apa manfaat pelukan untuk kesehatan?"

"Apa manfaatnya?"

"Meningkatkan kepercayaan, memberikan rasa aman, mengurangi rasa sakit, mengeluarkan hormon oksitosin dan serotonin. Dua hormon ini sangat baik. Orang yang dipeluk akan memiliki kepercayaan diri. Sebab dirinya merasa dihargai dan dicintai."

Kedua mata Anastasia terpejam. Betapa nyamannya dalam pelukan pria yang dicintai. Calvin selalu membuatnya tenang. Calvin selalu bisa menguatkannya, memahami perasaannya saat sedih dan bahagia. Kini dan nanti, Calisalah yang berhak memiliki pelukan Calvin. Betapa beruntungnya Calisa.

"Calvin, kenapa harus ada cinta di tengah perbedaan? Tuhan hanya satu, kita yang berbeda..." Anastasia setengah terisak.

"Kenapa harus tercipta cinta dan perbedaan agama di saat bersamaan? Adilkah semua itu?"

**     

Cinta di atas perbedaan, khususnya perbedaan keyakinan, bukan masalah yang ringan. Perlu ada solusi terbaik untuk memecahkannya. Di atas itu semua, perbedaan tercipta bukan untuk dibenci atau diperangi. Melainkan perbedaan tercipta untuk dipersatukan. Cinta dapat menyatukan perbedaan.

Salam,

Hanya sekedar berbagi

Calvin Wan berbagi

Bercermin dari kisah cintanya, Calvin menulis artikel itu. Merefleksikan pemikirannya tentang cinta di atas perbedaan keyakinan.

**     

Isyana Sarasvati Tetap Dalam Jiwa piano version on Smule

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun