"Aku tak percaya kalau kamu penyanyi cafe."
Tanpa memandang si wanita, Calvin menyahut. "Terserah. Tapi saya memang penyanyi cafe. Saya sangat menikmati pekerjaan ini."
"Calvin...kamu bukan penyanyi cafe. Kamulah owner cafe ini."
Mendengar namanya disebut, Calvin berpaling. Betapa kagetnya ia saat mengenali wanita itu.
"Anastasia?"
"Ya, ini aku. Congrates, sebentar lagi kamu menikah. Calisa beruntung sekali mendapatkanmu."
Tertangkap makna lain dari kalimat itu. Penyesalankah? Atau kehilangan?
Anastasia memandang Calvin dari atas sampai bawah. "Kanker hati dan vonis mandul tidak akan pernah menghilangkan ketampananmu."
"Semua orang bilang begitu."
"Dan mereka benar."
Masih terpancar rindu di mata Anastasia. Calvin dapat merasakannya. Sayangnya, kini cinta Calvin hanya untuk Calisa. Tak ada yang lain lagi.