Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Doakan Aku di Sana

18 Agustus 2017   06:56 Diperbarui: 19 Agustus 2017   07:59 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar itu, Tuan Calvin menepuk pelan puncak kepala Reinhart. Menit berikutnya pintu ruang rawat terbuka. Wahyu melangkah masuk dengan tergesa-gesa. Di tangannya terdapat paper bag berisi penuh makanan.

"Calvin? Alhamdulillah kamu sudah sadar," katanya, tersenyum lega. Meletakkan bawaannya di atas meja.

Sesaat Tuan Calvin menatap Wahyu. Sadar bila pria di masa lalu istrinya ini cukup baik. Nyonya Lola berkata meyakinkan.

"Wahyu memberikan darahnya untukmu, Calvin. Tanpa donor darinya, kamu takkan bisa menjalani operasi."

"Benarkah?"

Fakta ini mengejutkan. Namun Tuan Calvin percaya.

"Tante Lola, maaf. Jangan dibahas lagi. Saya ikhlas melakukannya. Saya takut riya'." Wahyu menimpali, merasa tak enak hati.

Ingatan Tuan Calvin kembali merekam perkataan terakhir Nyonya Calisa. Sebelum kondisinya drop, Nyonya Calisa berkata bahwa Wahyu bersedia mendonorkan hati untuknya. Semula ia ragu dan tak percaya. Tuan Calvin trauma mempercayai orang lain gegara syarat yang diajukan Syarif. Kini ia yakin tawaran itu tulus. Datangnya dari hati.

**     

"Calisa, sekarang Hari Jumat kan?"

"Iya, Calvin. Tapi kamu masih sakit. Masih dalam masa pemulihan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun