"Hei...kamu sedih ya? Kepikiran Om Calvin yang lagi dioperasi?" sapa Reinhart, hati-hati dan penuh empati.
Clara tak menjawab. Sekali-dua kali terisak. Membiarkan air mata berjatuhan tanpa berniat untuk menghapusnya.
"Rein punya lagu buat kamu. Mau dengerin nggak?"
Masih tak ada respon. Anehnya, Reinhart tetap sabar.
"Ini lagu yang diajarin Mami dan Papi."
Sejurus kemudian Reinhart berdiri di depan Clara. Ia mulai bernyanyi, ditambah gerakan dance juga.
"Twinkle, twinkle, little star,How I wonder what you are.Up above the world so high,Like a diamond in the sky.Twinkle, twinkle, little star,How I wonder what you are!
When the blazing sun is gone,When there's nothing he shines upon,Then you show your little light,Twinkle, twinkle, through the night.Twinkle, twinkle, little star,How I wonder what you are!"
Reinhart terlihat ekspresif dan menawan. Wajahnya yang tampan dihiasi senyum ceria. Tubuhnya yang lebih tinggi dari rata-rata anak seusianya bergerak lincah dalam gerakan dance yang memikat. Wahyu menatapi anaknya waswas bercampur kagum.
"Rein...keep quiet. Ini rumah sakit, Nak. Nanti Rein dimarahin suster lho kalo berisik." tegur Wahyu halus.
Semakin dilarang, justru anak-anak semakin gencar beraksi. Begitu pula Reinhart. Ia menyanyi dan menari di depan Clara tanpa mempedulikan larangan Papinya.