"Wow...great."
Tuan Calvin senang melihatnya. Tak sia-sia ia meluangkan waktu dan menguatkan diri di tengah rasa sakitnya demi menulis artikel itu. Proses takkan mengkhianati hasil.
"Calvin?"
"Kenapa, Sayang?"
"Aku memang tidak bisa bertukar posisi denganmu. Tapi kamu takkan sendirian menghadapinya. Aku di sini untukmu. Dan kita...akan selalu bersama."
"Really?"
Satu anggukan dan senyuman manis mulai meyakinkannya. Tuan Calvin memegang lembut kedua tangan Nyonya Calisa. Lembut berkata.
"Suatu saat nanti, tak apa-apa kalau kamu ingin menarik keputusanmu. Kamu berhak bahagia, Calisa."
"Tidak. Aku tak ingin menggantikanmu dengan pria lain."
Sudah cukup. Nyonya Calisa benar-benar berubah. Hatinya telah terbuka untuk mencintai Tuan Calvin. Sejurus kemudian Tuan Calvin menggendong tubuh ramping Nyonya Calisa dalam posisi bridal style.
"Oh Calvin...!" Nyonya Calisa berseru excited, merasakan wangi Hugo Boss yang sangat khas.