“Gimana kabar Rosline?”
Efeknya fatal. Dani nyaris menabrak pembatas jalan. Ia mengatur nafas, menguasai diri, lalu menjawab.
“Aku tidak tahu. Rosline tidak pernah balas e-mailku.”
Jelas sekali Dani menyembunyikan sesuatu dari Annisa. Azan Ashar menyelamatkan mereka dari situasi tak enak itu.
“Kita shalat dulu ya? Itu ada masjid di depan,” kata Dani.
Membelokkan mobilnya ke pelataran sebuah masjid besar, Dani mengucap syukur di dalam hati. Mengusap keringat dingin di keningnya. Nyaris saja ia mencelakakan Annisa. Ia pun telah menyakiti gadis baik hati itu.
**
Ingatkah dulu
Semua kenangan kita
Waktu kita bersama
Waktu kau cemburu