Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta, Bersabarlah

6 Maret 2017   06:59 Diperbarui: 6 Maret 2017   16:00 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tahu dong. Mata-mataku kan banyak,” jawab gadis itu ceria.

“Mata yang selalu memperhatikanmu, meski kamu tak tahu. Pantang apa yang dipilih 40 hari menjelang Paskah?”

“Biasanya pantang makan daging,” jawab Albert.

“Well, bulan ini kamu ulang tahun. Mau kubelikan sesuatu?” tawar gadis itu penuh perhatian.

Sayangnya, Albert tidak menolak maupun mengiyakan. Ia justru pergi.

Gadis itu mengangguk paham. Pelan merapikan dress merahnya. Lagi-lagi Albert datang. Dan...ia pasti pergi lagi, sesuka hatinya. Memenuhi hatinya dengan bongkahan kerinduan.

Malamnya, ia bercerita pada Anton. Sepupunya yang tampan dan religius. Anton dan Albert, dua pria yang pernah memberinya sentuhan kasih itu. Dua pria yang memiliki huruf awalan dan umur yang sama. Sayangnya, Anton sangat tidak menyukai Albert.

“Nah kan, sudah jelas dia menyakitimu lagi?” komentarnya dingin.

“Sudahlah, kamu jauhi saja. Kalian tidak pantas bersatu. Selain beda keyakinan, kehidupan kalian pun sangat jauh berbeda. Logikanya begini, mana mungkin langit dan bumi bersatu?”

Penjelasan logis itu sukses mengunci bibirnya. Benarkah apa yang dikatakan Anton? Secara tidak langsung, perkataannya telah menginjak-injak harga diri Albert. Pasti Albert akan sedih sekali jika tahu itu.

Bukan hanya Anton yang melayangkan ketidaksukaan. Della, sepupunya yang lain, juga menyatakan hal serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun