Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Telah Terikat Janji

14 Januari 2017   07:28 Diperbarui: 14 Januari 2017   08:10 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kok kalian tahu sih?” tanyanya keheranan.

“Tahu dong. Kita kan punya paranormal di sini. Kado Natal itu jadi buktinya,” Chika dan Nico otomatis menunjuk Renna.

Tiwi meletakkan gelas vanilla latte-nya. “Paranormal atau mata-mata?”

“Paranormal. Paranormal yang melihat dengan mata batin. Itulah Renna. Makanya aku cinta sama dia,” sergah Rafly.

Semua anak menahan nafas. Cinta, kembali diangkat ke permukaan. Cinta yang sesungguhnya terlarang. Mereka tidak boleh saling mencintai, berelasi, apa lagi menikah jika masih ingin menjadi anggota keluarga besar organisasi itu. Mereka telah terikat janji.

“Sssttt...hati-hati lho. Nanti kalo tiba-tiba ada Kang Erwin, Teh Ayumi, Kang Rangga, atau Teh Zakiya gimana? Jangan-jangan, di sini ada CCTV-nya.”

Melihat Tiwi begitu ketakutan, Ikbal membelai lengannya. Menenangkan gadis itu.

“Tenang, Honey. Insya Allah tidak akan terjadi apa-apa.”

“What? Honey?”

Tiba-tiba Chika bangkit berdiri. Berputar anggun di depan mereka, berpose, lalu memasang ekspresi sedih. Dengan suara soprannya, ia menyanyikan potongan lirik lagu yang mewakili perasaan mereka semua.

“Andai saja ada jalan untuk kita bersatu...namun biarlah ini menjadi kenangan manis engkau dan aku. Mungkin Tuhan ingin kita bersama, tapi tidak dengan sekitar kita. Mungkin lebih baik, mungkin lebih baik sayang, mungkin lebih baik sayang. Ku menghilang...ku menghilang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun