“Iya...”
Inilah yang disukainya. Sang permata hati tak banyak kata, namun ia tulus dan penuh cinta. Pemuda berhati lembut itu membuktikan cinta dan kasih sayangnya bukan dengan kata, melainkan dengan perbuatan.
“Penuhi permintaanku, okey? Aku hanya ingin kamu melihat dari sudut pandang yang berbeda. Jangan dari satu sudut pandang saja. Buka mata hatimu, Dear.”
“Iya, aku mau.”
Bahagia memenuhi hati Maurin. Ia tahu, Albert sayang padanya. Albert adalah pria pertama yang memeluknya. Pria dengan first impression yang sangat baik. Pria yang bersikap paling baik padanya, yang selalu menghadapinya dengan kata-kata lembut tanpa pernah sekali pun melontarkan hardikan atau kata-kata keras. Pria yang selalu bisa memenuhi permintaannya, mengerti dirinya luar-dalam, memahami kelebihan dan kelemahannya.
“Aku sayang Albert,” ucap Maurin spontan.
“Apa?” Albert balik bertanya, entah sengaja atau tidak.
“Aku sayang Albert.”
Setelah berkata begitu, Maurin menciumi boneka yang dipeluknya. “Albert, panggilan khususnya mana? Kita kan punya panggilan khusus.”
“Iya, Dear.”
Serasa ada yang menggelitik perasaannya. Masya Allah, rindunya terobati. Ia akan tidur lebih nyenyak malam nanti. Ia takkan terganggu lagi oleh Insomnia berat itu. Ia akan lebih kuat dan lebih optimal membantu orang-orang yang berkonsultasi dengannya terkait psikologi dan hypnotherapy.