Mohon tunggu...
Latifah Hardiyatni
Latifah Hardiyatni Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Ibu Rumah Tangga

Memasak, membaca, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertikaian Terakhir

6 Oktober 2022   08:56 Diperbarui: 6 Oktober 2022   09:03 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Diana," ucap seseorang di seberang sana. Nadanya seperti orang tengah bersedih.

Perasaanku makin tak enak. Bahkan aku merasa kakiku mulai tremor.

Aku mengernyit mengingat-ingat suara perempuan yang menggunakan telepon Danu. Itu suara Mbak Nani istrinya Mas Enggar.

"Ada apa, Mbak?" tanyaku lirih. Entah mengapa aura kesedihan Mbak Nani yang sedikit sesenggukan menular kepadaku.

"Danu, Na. Danu ...."

"Kak Danu kenapa, Mbak?"

"Danu jadi korban kericuhan di stadion Kanjuruhan semalam. Dia tak bisa tertolong."

Aku tercekat. Udara seakan-akan lenyap. Aku mengambang di ruang hampa udara. 

"Mbak bercanda, kan?"

"Mbak serius. Sekarang mayat Danu masih di rumah sakit."

Ponsel dalam genggamanku jatuh ke lantai hingga menimbulkan bunyi berdenting. Air mataku mengalir bak anak sungai, tumpah membasahi kedua belah pipiku. Aku meraung, mengeluarkan segala sesak yang ada. Namun, bukannya lega, aku malah makin menderita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun