"Hehe lumayan, Pak," Jawab Nabila yang disertai kekehannya. Terdengar helaan nafas dari Pak Dermawan sebelum beliau mulai berbicara.
"Sebenarnya saya susah untuk mengatakan ini..." Pak Dermawan sengaja menggantungkan kalimatnya.
"Tidak papa pak katakan saja, lagian apapun keputusannya Saya dan Nabila sama-sama ikhlas untuk menerimanya," Nabila sedikit kaget ketika Aleta megucapkan kata yang bagi Nabila begitu bijak. Pak Dermawan terlihat tersenyum ke arah mereka berdua.
"Benar apa yang dikatakan mereka, jika kalian sudah mulai ingin berdamai," Nabila dan Aleta tampak terkejut sesaat dengan ucapan Pak Dermawan, dan setelah itu mereka berdua tersenyum dengan manisnya.
"Tapi maaf sekali... bapak... tidak bisa memilih salah satu di antara kalian berdua.." Terlihat jelas saat ini raut muka Nabila dan Aleta sama-sama lesuh ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Pak Dermawan.
"Karena bapak memutuskan untuk mengirim kalian berdua ikut lomba tersebut sama-sama," Lanjut Pak Dermawan. Seketika Nabila dan Aleta langsung mendongak menatap Pak Dermawan tak percaya.
"Hah serius Pak?!"
"Bapak bohong, ya?"
"Tidak, saya tidak bohong, Aleta,"
"Yey!!!!" Seru Nabila dan Aleta bersamaan, dan langsung memeluk satu sama lain.
"Eh, tapi bukannya Bapak bilang kalau lomba itu harus satu orang yang maju?" Tanya Aleta