“Tentang?”
“Kamu.”
“Kamu pasti nulis yang jelek-jelek deh tentang aku.”
“Bahkan aku bingung sisi positif apa yang harus aku tulis tentang kamu. Haha.”
“I miss this kinda sarcasm. Menurutku, sarkasmemu sangat seksi.”
Membaca kata ‘seksi’ itu, rasanya aku seperti ditelanjangi seketika. Malu dan geram. “Rasanya aku ingin mencongkel isi kepalamu!”
“Jangan kaget, ya, kalau nanti kamu menemukan sebuah bagian yang semua tertulis namamu.”
Aku tersenyum saja. Dasar manusia Anhas. Manusia yang terlalu berharga untuk dilupakan. Sahabatku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H