Mohon tunggu...
Lady Malinda Ardina
Lady Malinda Ardina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lady

Think to imagine then write to make it real

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Bangku Taman

4 Juli 2016   20:38 Diperbarui: 4 Juli 2016   20:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Bagaimana tadi acaranya? Seru? Anhas masih ingin berbasa-basi.

“Kamu pasti sudah membaca suratnya,” langsung saja kukatakan. Aku ingin cepat menyudahi suasana ini.

“Iya. Kata Ina aku harus membukanya di rumah, tapi karena aku sangat penasaran karena aku sangat jarang menerima surat dan sebuah coklat seperti itu, jadi…”

“Kenapa kamu buka sekarang!” kataku yang sangat gemas dengan pernyataan tak bersalahnya.

“Memangnya asrama tidak bisa kusebut sebagai rumahku?”

“Maksudnya, rumahmu yang ada di Surabaya. Bukan asrama.”

“Tidak ada penjelasan seperti itu, kan?” Anhas menang lagi. Aku makin tersudut. Tidak, aku harus tenang.

“Maafkan aku, Lin.”

“Untuk?”

“Aku merasa sangat brengsek saat ini. Aku… aku tidak… aku tidak pernah berpikir untuk mendekatimu, menyukaimu, atau menjadikanmu sebagai pacar. Aku…”

Aku berusaha menata hatiku agar tidak hancur, toh aku juga sudah memprediksi apa yang akan dia katakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun