Saat itu gua menoleh kebelakang, ternyata Naura suara tangisan itu.
"Heyy, kenapa?"
"Engga apa-apa udah jalan aja"
"engga, gua gak akan jalan, sebelum lo tersenyum kembali, karena gua gak mau membiarkanmu menangis seorang diri, dalam prinsipku seorang cewek itu harus bahagia tidak boleh menangis"
Diriku dengan Naura berhenti di sebuah taman, untuk menenangkan hatinya, ku biarkan dia menangis sekeras mungkin, ku biarkan dia bercerita sepuas yang dia mau, ku dengarkan semua kesakitanya.
"Vin, boleh ga gua curhat?"
"boleh?"
"Gua sakit Vin, sakit hati, karena tangisan ini adalah lambang dia gak ngerti-ngerti, gua ga sayang sama dia, tapi dia memaksa. Hal yang paling sulit tuk di pindahkan itu cinta, malah dia marah kepadaku karena tidak membalas hatinya, gua bingung tuk ngertiin dia, kadang ku berpikir, kenapa gua ga cinta sama dia?, dan jawabannya tidak tahu, mencintai itu susah ketika sudah menemukan orang yang dicintai. Dengan tangisan mengiringi malam.
"begitulah Ra, cinta itu bukan harapan dan keinginan, tapi hati yang membuktikan, dan untuk mengerti itu lama, terkadang cinta itu muncul di teman dekat kita, ketika mengejar orang, dan ga sadar cinta itu tidak muncul kepada orang yang ingin kita cintai, tapi mucul di dalam orang yang tidak ingin dicintai. Bagaikan teka-teki rumit. Emang siapa yang kamu cintai Ra?" menjelaskan dan dengan rasa penasaran bertanya.
"KAMU..."
Selesai