Mohon tunggu...
Goday311002
Goday311002 Mohon Tunggu... Penulis - Siswa

"Mengalah bukan berarti kalah, diam bukan berarti takut. Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun bisa mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun bisa merendahkanmu."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Apa Susahnya Bilang Cinta?

6 Desember 2019   15:10 Diperbarui: 6 Desember 2019   21:22 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Iya Naura, teman kantorku, cantik, baik, lucu, menggemaskan, ya segalanya lahh.. yang ku tahu dia salah satu kesempurnaan yang diciptakan tuhan, untuk mewakili berjuta-juta wanita, kalau disebut dia ratunya di dalam kerajaan wanita di dunia, cinta ini telah membutakan, mata dan pikiranku tapi bahagia tidak bisa diungkap dengan kata-kata, karena indra terbungkam oleh cinta.

"Hallo Vin?"

Walah kata "hallo" sudah menggetarkan hati, serasa dunia ini milik sendiri, haduhh.. sungguh bahagia luar biasa huhhh... Tarik nafas dulu.

"Iya hallo ra"

"vin, lo sekarang kelihatan lebih ganteng dari biasanya, duhhh....gua suka melihat lo sekarang" Ketawa kecil.

"ouhhh yahhh.... Hahah....emmm..."

Bencana sudah hatiku bahagia yang tak terbayangkan, tsunami sudah laut cinta ini, menerjang semua kekesalan, kedengkian, dan kesakitan, masuk kedalam kebodohan cinta, perbudakan cinta, dirimu mau apa? Di suruh matipun, di laksanakan.

Budak cinta mengambil alih semua tubuh ini, dengan kata-kata tidak biasa, keluar dari mulut perempuan yang  ku cinta, nikotin cinta menjalar ke seluruh tubuh, dengan keinginan, melindungi, menyayangi, menikahi dan memiliki tuk selama-lamanya.

"ehhh.... Ngga, boong hahahahah...., ke geeran luu..."

Bahagia kandas seketika, menyebar kesakitan kemana-mana, begitu juga laut cinta habis dilanda kekeringan, seperti di atas langit ketujuh jatuh ke permukaan bumi, hati menangis, badan pura-pura bertahan untuk tidak roboh.

Pikiran kacau, hati gundah, mati rasa, pohon cintapun tumbang menjadi bibit kembali, tapi tak benci masih mencintai, mulai mananah kembali untuk sadar diri, kalau dirnya gak salah, karena seorang pengecut yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun