Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Behaviorisme

24 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   20:33 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hukuman biasanya melibatkan presentasi stimulus permusuhan (misalnya memukul anak), namun, hukuman juga dapat melibatkan penghapusan stimulus yang bermanfaat, misalnya, mencabut hak istimewa anak untuk menonton TV (Weiten, 2017: 203). Hukuman dibedakan menjadi hukuman positif dan hukuman negatif. Dalam hukuman positif, ditambahkan rangsangan yang tidak diinginkan untuk mengurangi perilaku. Misalnya, guru memperingatkan siswa yang datang terlambat mengikuti proses belajar pembelajaran di kelas. Bahwa stimulus berupa peringatan diberikan untuk menghilangkan perilaku negatif siswa (terlambat masuk kelas). Sedangkan dalam hukuman negatif, stumulus atau objek yang menyenangkan bagi anak dihilangkan agar tidak lagi terjadi perilaku negatif. Misalnya, orang tua mematikan atau mengganti acara televisi kesukaan anak karena karena anak berperilaku yang bertentangan dengan norma.

C. Penerapan Teori Belajar Behaviorisme dalam Proses Belajar dan Pembelajaran

Paradigma pokok pembelajaran behaviorisme adalah perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengkondisian faktor lingkungan. Implikasi dari prinsip tersebut pada pembelajaran adalah bahwa hasil yang diinginkan dapat dicapai melalui pengendalian lingkungan belajar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini beberapa cara menerapkan teori behaviorisme di kelas untuk mendapatkan dan mempertahankan perilaku siswa yang diinginkan.

  • Teknik modifikasi perilaku termasuk pujian, sistem penghargaan, umpan balik berkelanjutan, penguatan positif, dan pendisiplinan.
  • Behaviorisme mengupayakan pembentukan perilaku yang diinginkan melalui pengkondisian lingkungan belajar. Sejalan dengan ini, guru hendaknya menetapkan rutinitas dan praktik untuk mempromosikan penguasaan perilaku yang diinginkan. Misalnya saat memasuki ruangan, siswa harus menyapa guru dan teman sekelasnya. Tindakan ini akan meningkatkan rasa hormat di antara mereka, dan membangun persahabatan dan harmonis di kelas. Saat pergi atau keluar dari ruang kelas, mereka harus meminta izin pada guru. Aturan ini tidak hanya akan mengembangkan kebiasaan baik tetapi juga memastikan keamanan.
  • Untuk memperkuat perilaku positif, siswa yang telah menunjukkan keberhasilannya dalam belajar harus diberi penghargaan. Penghargaan dan pengakuan berfungsi sebagai motivasi bagi siswa untuk mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan sifat yang diinginkan. Dengan menggunakan reward, siswa akan dikondisikan untuk melakukan lebih banyak hal yang positif. Imbalan bisa dalam bentuk pujian. Memberi penghargaan kepada siswa atas keberhasilannya akan membuat mereka bangga, menghargai prestasi, dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi di waktu mendatang.
  • Memotivasi siswa dengan menggunakan pendekatan behaviorisme memerlukan penjelasan kepada siswa tentang  tujuan belajar  di awal kegiatan.  Sebelum memulai pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan belajar. Rutinitas ini memfokuskan siswa untuk mencapai tujuan. Pada akhirnya, evaluasi singkat harus dilakukan. Pola demikian membimbing siswa untuk menentukan sendiri apakah mereka telah mencapai tujuan, dan juga memberi tahu guru tentang perlunya memperkuat keterampilan dengan kegiatan tindak lanjut.
  • Optimalisasi latihan. Guru dapat mempraktikkan keterampilan menggunakan pola drill untuk membantu siswa melihat pengulangan dan penguatan yang digunakan teori belajar perilaku.
  • Pertanyaan dan jawaban. Guru dapat menggunakan pertanyaan sebagai stimulus dan jawaban sebagai respons. Pertanyaan dimulai dari yang mudah kemudian ditingkatkan menjadi lebih sulit.
  • Latihan terpandu. Guru dapat terlibat langsung dalam membantu siswa mengatasi masalah untuk memberi mereka penguatan dan demonstrasi perilaku yang diharapkan diikuti oleh siswa.
  • Ulasan rutin. Ulasan penting untuk teori belajar perilaku. Meninjau kembali materi pembelajaran dan memberikan penguatan positif akan membantu siswa mengingat informasi dengan lebih baik.

Daftar Pustaka

Berk, L.E. (2012). Development Through the Lifespan: Dari Prenatal Sampai Remaja. (Alih Bahasa: Daryatno). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ciccarelli, S.K. & White, J.N. (2015). Psychology. Boston: Pearson.

Coon, D. & Mitterer, J.O. (2010). Introduction to Psychology: Gateways to Mind and Behavior. Belmont: Wadsworth.

Feldmen, R.S. (2012). Pengantar Psikologi: Buku 1. (Penterjemah: Petty Gina Gayatri dan Putri Nurdiana Sofyan). Jakarta: Salemba Humanika.

Huang, R., Spector, J.M. & Yang, J. (2019). Educational Technology: A Primer for the 21 st Century. Singapore: Springer Nature Singapore Pte Ltd.

Nevid, J.S. (2018). Essentials of Psychology: Concepts and Applications. Boston: Cengage Learning.

Schunk, D.H. (2012). Learning Theories: An Educational Perspective. Boston: Pearson.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun