Penguat sekunder adalah rangsangan yang dikondisikan melalui asosiasinya dengan penguat primer. Piring favorit seorang anak menjadi diperkuat secara sekunder melalui hubungannya dengan makanan yang ditaruh di atasnya (penguat primer). Jika penguat sekunder dipasangkan dengan lebih dari satu penguat primer maka disebut penguat umum (generalized reinforcer), misalnya, orang bekerja berjam-jam untuk mendapatkan uang (penguat umum), yang mereka gunakan untuk membeli banyak penguat, misalnya makanan, pakaian, handphone, dan sebagainya (Schunk, 2012: 93). Menurut pengkondisian operan pengembangan dan pemeliharaan banyak perilaku sosial dilakukan dengan penguat umum. Dalam bidang pendidikan, penguat umum perilaku siswa yang penting adalah pujian atau penghargaan dari guru, nilai tinggi, hak istimewa, kehormatan, dan gelar. Penguat ini sering dipasangkan dengan penguat umum lainnya, seperti persetujuan (dari orang tua dan teman) dan uang (kualifikasi pendidikan yang tinggi menghasilkan pekerjaan dengan imbalan yang tinggi).
c. Rangsangan Diskriminatif
Dalam eksperimen Skinner, tikus dimasukkan ke dalam kotak (Skinner box) dan diperkuat dengan makanan saat tikus menekan palang, tetapi hanya jika tikus itu merespons saat lampu dinyalakan. Saat lampu mati, tikus tidak menerima penguatan tidak peduli berapa kali ia menekan palang. Jelas, tingkat respons akan jauh lebih tinggi saat lampu menyala daripada saat dimatikan (Nevid, 2018: 190). Lampu yang dinyalakan adalah contoh stimulus diskriminatif, isyarat yang memberi sinyal bahwa penguatan tersedia jika subjek membuat respons tertentu.
Lingkungan fisik dan sosial manusia penuh dengan rangsangan diskriminatif. Anak-anak telah mengetahui kapan waktu yang lebih baik untuk meminta sesuatu kepada orang tuanya dengan mempertimbagkan ketika orang tidak sibuk dan memperlihatkan wajah gembira. Alasan anak melakukan tindakan yang demikian  karena dirinya telah mengetahui bahwa isyarat wajah seseorang berfungsi sebagai rangsangan diskriminatif yang menandakan waktu ketika permintaan bantuan lebih mungkin diterima secara positif (Nevid, 2018: 190). Lampu lalu lintas merah, jenis lain dari stimulus diskriminatif, memberi sinyal bahwa mengemudi melalui sebuah persimpangan harus berhenti dan menunggu sampai lampu tersebut berubah menjadi hijau.
d. Shaping
Skinner menggunakan pembentukan (shaping), suatu metode pelatihan yang dengannya pendekatan-pendekatan yang berurutan terhadap suatu perilaku target diperkuat.  Perilaku target adalah perilaku spesifik yang diidentifikasi untuk diubah melalui pengkondisian. Seperti halnya dengan pengkondisian klasik, perolehan dalam pengkondisian operan adalah pembentukan kecenderungan respons baru. Respons operan biasanya ditetapkan melalui proses bertahap yang disebut membentuk (shaping), merupakan penguatan perkiraan yang lebih dekat dari respons yang diinginkan (Weiten, 2017: 195). Shaping mengubah perilaku dengan memperkuat perilaku yang secara progresif mendekati perilaku target (respons operan). Pada proses pembentukan, langkah-langkah kecil menuju beberapa tujuan akhir diperkuat sampai tujuan tersebut tercapai  (Ciccrarelli & White, 2015: 199).
Metode shaping biasanya digunakan untuk melatih hewan, seperti anjing, untuk melakukan tugas-tugas sulit. Selain itu shaping  itu juga merupakan metode pembelajaran yang berguna untuk memodifikasi perilaku manusia. Misalnya, latihan menulis dengan perilaku target anak dapat menulis nama depannya. Pada mulanya anak diminta menulis huruf depan dari namanya. Guru memberi pujian karena anak menulis huruf pertama dengan benar. Setelah itu anak diminta menulis huruf selanjutnya dari namanya. Dan huruf demi huruf yang membentuk namanya ditulis anak  dan jika penulisannya benar, anak mendapat  pujian sampai seluruh nama ditulis dengan benar.
e. Extinction
Dalam pengkondisian operan, perilaku diperkuat dengan mendapatkan sesuatu yang positif (penguatan positif) atau menghilangkan sesuatu yang negatif ketika perilaku itu terjadi (penguatan negatif). Bahwa hilangnya respons yang dikondisikan secara klasik terjadi ketika stimulus yang dikondisikan berulang kali disajikan tanpa adanya stimulus yang tidak dikondisikan, demikian pula, dalam pengkondisian operan, extinction (pemadaman) adalah proses di mana respons dilemahkan dan akhirnya dihilangkan ketika respons dilakukan berulang kali tetapi tidak lagi diperkuat (Nevid, 2018: 191). Hilangnya respon yang telah terbentuk karena tidak mendapatkan penguatan disebut extinction. Berikut beberapa contoh extinction. Seorang balita sebelumnya belajar bahwa ketika dia menangis di Indomart akan direspons oleh ibunya dengan membelikan sesuatu yang dia inginkan. Suatu ketika, ibunya tidak perduli dengan tangisan putranya, akhirnya tangisannya berhenti meskipun ibunya tidak memperlakukan dia seperti waktu-waktu sebelumnya.
f. Hukuman
Ada yang yang memandang bahwa hukuman sama dengan penguatan negatif. Â Tetapi keduanya adalah suatu tindakan yang memiliki tujuan yang sangat berbeda. Bahwa penguatan negatif, seperti halnya penguatan positif, dimaksudkan untuk meningkatkan perilaku. Sebaliknya, hukuman dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku.