Mohon tunggu...
KUNTJOJO
KUNTJOJO Mohon Tunggu... Lainnya - Saya menikmati menulis karena saya senang bisa mengekspresikan diri dan ide-ide saya.

"Menulis sesuatu yang layak dibaca atau melakukan sesuatu yang layak ditulis."

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Belajar Behaviorisme

24 Desember 2022   10:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   20:33 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skinner berteori bahwa jika suatu perilaku diikuti dengan penguatan, perilaku tersebut kemungkinan besar akan diulangi, tetapi jika diikuti dengan hukuman, perilaku tersebut cenderung tidak akan terulang kembali. Pandangan Skinner didasarkan pada hasil penelitian yang dia lakukan yang menggunakan Kotak Skinner (Skinner Box). Kotak Skinner adalah sangkar yang berisi mekanisme pelepasan makanan yang diaktifkan hewan ketika merespons dengan cara tertentu --- misalnya, dengan menekan tuas atau mendorong sebuah tombol. Hewan yang digunakan untuk penelitian Skinner adalah tikus dan merpati dengan memberikan penguatan positif, penguatan negatif, atau hukuman dalam berbagai jadwal yang dirancang untuk menghasilkan atau menghambat perilaku hewan-hewan tersebut.

Skinner  sependapat dengan Watson bahwa psikologi harus fokus pada perilaku yang tampak sehingga dapat diukur secara objektif. Skinner tidak membantah teori pengkondisian klasik Pavlov, tetapi dia berusaha mengembangkan  kesimpulan Pavlov dengan eksperimennya sendiri dan hasilnya dia formulasikan ke dalam teori pengkondisian operan (operant conditioning theory).  Pengkondisian operan adalah belajar di mana respons yang disadari diperkuat atau  diperlemah, tergantung pada konsekuensi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan (Feldmen, 2012: 225). Pengkondisian operan juga disebut belajar instrumental karena perilaku berperan dalam mewujudkan konsekuensi yang menguntungkan.

Berdasarkan pengamatannya, Thorndike mengajukan sebuah prinsip yang disebutnya sebagai hukum akibat, yang menyatakan bahwa kecenderungan terjadinya suatu respons bergantung pada efek yang ditimbulkannya terhadap lingkungan. Secara khusus, hukum akibat Thorndike menyatakan bahwa respons yang memiliki efek yang memuaskan diperkuat dan menjadi lebih mungkin terjadi lagi dalam situasi tertentu, sedangkan respons yang menyebabkan ketidaknyamanan melemah dan menjadi kecil kemungkinannya untuk terulang kembali (Nevid, 2018: 187).

Karya eksperimental oleh Skinner menetapkan prinsip-prinsip dasar pengkondisian operan, termasuk yang akan di bahas berikut ini: penguatan positif dan negatif, penguat primer dan sekunder, rangsangan diskriminatif, shaping, extinction, dan hukuman.

a. Penguatan Posistif dan Negatif

Skinner berteori bahwa jika suatu perilaku diikuti dengan penguatan, perilaku tersebut kemungkinan besar akan diulangi, tetapi jika diikuti dengan hukuman, perilaku tersebut cenderung tidak akan terulang kembali. Prinsip dasar perilaku yang didokumentasikan oleh Skinner sederhana saja: Organisme cenderung mengulangi tanggapan yang mengarah pada hasil positif, dan mereka cenderung tidak mengulangi tanggapan yang mengarah pada hasil netral atau negatif (Weiten, 2017: 9). Menurut Skinner, frekuensi perilaku bisa ditambah melalui kehadiran penguat (reinforcers) seperti makanan, pujian, atau senyum ramah dan frekuensi perilaku juga dikurangi melalui hukuman (punishment), seperti penolakan atau pembatalan hak (Berk, 2012: 22).

Skinner membedakan antara dua jenis penguatan, penguatan positif (positive reinforcement) dan penguatan negatif (negative reforcement).  Penguatan positif melibatkan penyajian stimulus, atau menambahkan sesuatu ke situasi, mengikuti respons, yang meningkatkan kemungkinan respons tersebut terjadi dalam situasi itu di masa depan (Schunk, 2012: 91).  Misalnya guru memberi pujian di hadapan semua siswa di kelas ketika seorang siswa berinisiatif mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan mengatakan "Bagus Rudi, sejak tadi kamu mencermati apa yang ibu jelaskan dan sekarang kamu siap mengerjakan soal di kelas ini".  Pujian yang  diterima tersebut membuat siswa bangga dan dia semakin aktif terlibatan dalam pembelajaran.

Penguatan negatif melibatkan penghapusan stimulus, atau mengambil sesuatu dari situasi setelah respons, yang meningkatkan kemungkinan masa depan bahwa respons akan terjadi dalam situasi itu (Schunk, 2012: 92).  Dengan penguatan negatif, sesuatu yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan diambil sebagai respons terhadap suatu stimulus. Seiring waktu, perilaku target harus meningkat dengan harapan bahwa hal yang tidak menyenangkan akan diambil. Menghilangkan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi siswa, ketika siswa mengikuti aturan adalah contoh penguatan negatif. Sesuatu yang tidak menyenangkan (serangkaian batasan) dihapus untuk mendorong perilaku baik siswa (bertindak sesuai aturan).

Contoh penguatan negatif guru mengurangi pekerjaan rumah siswa jika siswa berhasil mengerjakan soal yang diberikan guru di kelas. Penguatan negatif bukanlah hal yang negatif. Sebaliknya, ini tentang menghilangkan hal negatif. Penguatan negatif tidak sama dengan hukuman atau konsekuensi negatif untuk suatu tindakan. Penguatan negatif bukan kebalikan dari penguatan positif. Kedua jenis penguatan mendorong suatu perilaku. Penguatan negatif tidak memperkuat perilaku negatif melainkan memperkuat perilaku yang diharapkan (perilaku positif) dengan menghilangkan stimulus negatif. Penguat positif adalah sesuatu yang ditambahkan setelah respons terjadi, sedangkan penguat negatif adalah sesuatu yang dihilangkan setelah respons terjadi (Nevid, 2018: 189).

b. Penguat Primer dan Sekunder

Konsep lainnya yang diajukan Skinner adalah penguat primer (primary reinforcer) dan penguat sekunder (secondary reinforcer). Penguat primer adalah hal-hal berupa kebutuhan utama seperti makanan minuman, dan tempat tinggal. Intinya adalah bahwa beberapa rangsangan, yang disebut penguat primer, secara intrinsik bermanfaat karena mereka memenuhi kebutuhan atau dorongan biologis dasar (Nevid, 2018: 190).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun