"Aku melanjutkan di SMK, jurusan desainer baju"
"Wah pasti kamu jago buat baju yang bagus- bagus, wah boleh nih untuk pesan ke kamu dengan diskom wkwk"
"Ih enak aja, ya alhamdulillah ren syukur- syukur bisa membantu ibuk, dan adik".
Mereka berdua saling membalas pesan di instagram, sampai berpindah ke What's upp yang pada saat itu juga mulai booming dan sedang ramai- ramainya.
Renda, yang saat itu juga ketua pondok putra, berhubung acara akhirussanah akan dilaksanakan pada hari kamis. Teman- temanya mengadakan rapat disitu, dan ingin membuat seragam yang sama. Akhirnya disepakati bahwasanya akan dibelikan kain hitam per setiap orang angkatanya. Kemudian untuk dijahit dan dibentuk baju masing- masing individu.
Renda yang bingung kain hitam, ingin dijahit kemana. Sejenak merenung, kemudian dalam hatinya terbesit nama Tiara. Ia segera menelpon, dan mengabarinya, selayaknya kekasih tanpa status. Hati renda selalu terikat nama tiara walaupun belum pernah bertemu sama sekali.
Pada hari rabu di taman Sutojayan, keduanya sepakat untuk bertemu. Burung- burung bertebaran, anak kecil menyanyi, langit cerah menampakan sinar mentari. Mereka bertemu di taman.
"Hmm tiara?"
"Renda?"
Keduanya berjabat tangan, dengan seksama, tetapi lama untuk saling menatap.
"Ehemm"